Page 87 - Book_Genetika_Linda
P. 87
utuh terdiri atas dua molekul polideoksinukleotida (“untai”). Setiap
basa dalam satu untai DNA berhubungan dengan satu basa
“sejodoh” (komplementer) dengan basa pada rantai yang lainnya
melalui jembatan dua ikatan hidrogen. Dalam hal ini, adenin
komplementer dengan timin dan guanin komplementer dengan
sitosin. Jadi pada setiap pasangan basa berperan satu basa purin
dan satu basa pirimidin. Akibat pembentukan pasangan basa ini,
dua untai DNA saling melengkapi (bersifat komplementer).
Pasangan basa terletak tegak lurus dengan sumbu heliks. Ikatan
hidrogen ini ditambah interaksi hidrofobik antara susunan basa,
dapat menstabilkan struktur heliks ganda.
Konsep pembentukan pasangan basa terbukti penting untuk
menentukan mekanisme replikasi DNA dan mekanisme transkripsi
dan translasi. Adanya pembentukan pasangan basa
memungkinkan satu untai DNA berfungsi sebagai cetakan untuk
sintesis untai yang lain serta sebagai cetakan untuk sintesis RNA
yang saling melengkapi.
4. Untaian DNA adalah antiparalel
Watson dan Crick menyimpulkan bahwa dua untai DNA yang
saling melengkapi berjalan dalam arah yang berlawanan. Seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 2.12, pada satu untai, oksigen
dari setiap cincin gula adalah di atas karbon, sehingga karbon-5’
di atas karbon-3’. Untai ini dikatakan berjalan dalam arah 5’ ke 3’.
Pada untai yang lain, oksigen dari setiap cincin adalah di bawah
karbon, sehingga karbon-3’ di atas karbon-5’. Untai ini dikatakan
berjalan dalam arah 3’ ke 5’. Jadi, untai adalah antiparalel yaitu
untai berjalan dalam arah yang berlawanan. Konsep pengarahan
untai asam nukleat penting untuk memahami konsep replikasi dan
transkripsi.
5. Heliks ganda
Setiap pasangan basa mengandung sebuah purin yang terikat ke
sebuah pirimidin, jarak antara pasangan basa yaitu antara dua