Page 208 - Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi_Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd
P. 208

C.  SIMPULAN

                  Hypnoteaching adalah  suatu  proses  pembelajaran  dengan  ilmu  hipnotis  yang  lebih
               menitikberatkan  pada  pemberian  sugesti  positif  dari  guru  ke  siswa  dan  siswa  ke  dirinya  sendiri.
               Sugesti  positif  ini,  nantinya  akan  mendorong/  memerintahkan  pikiran  bawah sadar siswa  supaya
               mengoptimalkan  kemampuan  yang  dimilikinya  pada  saat  pembelajaran  dikelas.  Hypnoteaching
               merupakan  suatu  cara  untuk  mengondisikan  siswa  di  awal  pembelajaran  agar  siswa  siap  dan
               termotivasi  untuk  belajar.  Dalam  bahasa  hipnosis  ada  istilah  satu  gelombang.  Artinya,  ketika
               menginginkan  kelas  tenang  dan    terkendali,  sebelumnnya  gurupun  harus  tenang  dan
               mengendalikan diri dalam menghadapi apapun, termasuk para siswa. Jika seorang guru emosi dan
               marah-marah ketika melihat kegaduhan kelas, maka siswa justru akan melakukan hal yang sama,
               gaduh, ramai, bercerita sendiri, mengantuk, tiduran di depan guru. Mengingat peran guru adalalah:
               (1) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
               gagasan  baru  baik  secara  lisan  maupun  tertulis;  (2)  memberi  kesempatan  siswa  untuk  berpikir,
               menganalisis,  menyelesaikan  masalah,  dan  bertindak  tanpa  rasa  takut;  (3)  memfasilitasi  peserta
               didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; (4) memfasilitasi peserta didik berkompetisi
               secara  sehat  untuk  meningkatkan  prestasi  belajar;  dan  (5)  memfasilitasi  peserta  didik  membuat
               laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

                  Inti  dari  hypnoteaching adalah  (1)  Penampilan  guru  yang  rapi  dan  bersih  sehingga  mampu
               menarik  perhatian  siswa;  (2)  Sikap  yang  empatik,  bersahaja,  dan  bersahabat;  (3)  Menimbulkan
               rasa  simpatik;  (4)  Penggunaan  bahasa  yang  baik  dan  benar,  serta  tegas  tidak  ragu-ragu;  (5)
               Peraga (bagi yang kinestetik), sebagai contoh film motivasi, film religi, musik instrumental, cerita
               rakyat (berfungsi untuk mengajak siswa fokus); (6) Motivasi siswa dengan cerita atau kisah; dan
               (7) Kalau ingin menguasai siswa kuasai dulu hatinya (posisikan diri sebagai siswa/ teman). Dengan
               implementasi  Hypnoteaching  Approach  dalam  pembelajaran,  maka  diharapkan  siswa  mampu
               menerima informasi yang utuh dari guru, tanpa ada penolakan. Di sinilah peluang bagi guru untuk
               dapat menyampaikan nilai-nilai dan menunjukkan bukti akan kepedulian mereka siswa.

               DAFTAR PUSTAKA
               Adi W. Gunawan. 2003. Born to Genius . Jakarta: Gramedia Pustaka.
               Agustian,  Ary  Ginanjar.  2002.  Rahasia  Sukses  Membangun  Kecerdasan  Emosi  dan  Spiritual;  ESQ
                     Emotional Spiritual Qoutiont Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam . Jakarta: Arga
                     Wijaya Persada.
               Aninditya  Sri  Nugraheni.  2012.  Pengajaran  Bahasa  Indonesia  Berbasis  Karakter .  Yogyakarta:
                     Mentari Pustaka.
               Ary Wibowo. 2011. Tak Ada Anak yang Bodoh! . Jakarta: Kompas.com. Diterbitkan 13 Mei 2011.
               Barbara Prashnig. 1998. The Power Of Learning Styles . Bandung: Kaifa.
               Daniel,  Goleman.  2002.  Working  With  Emotional  Intelligence Jakarta:  PT.  Gramedia  Pustaka
                                                             .
                     Utama.
               De Porter, Bobby & Mike Hernacki. 2002.  Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
                     Menyenangkan, terj. Alwiyah Abdurrahman . Bandung: Kaifa.
               Erbe, Sentanu. 2009. Kuantum Ikhlas . Jakarta: Elex Media Komputindo.
               Freddy  Faldi  Syukur.  2010.  Menjadi  Guru  Dahsyat,  Guru  yang  Memikat  melalui  Pendekatan
                     Teknologi  Pikiran  Bawah  Sadar  Hypnoteaching  dan  NLP Bandung:  Simbiosa  Rekatama
                                                               .
                     Media, 2010.
               Furqon Hidayatullah. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa . Surakarta: Yuma
                     Pustaka.
               Ibnu Hajar. 2011. Hypnoteaching: Memaksimalkan Proses Belajar Mengajar melalui Hypnoteaching.
                     Yogyakarta: Diva Press.
               Kafrawi. 1978. Pembaharuan Sistem Pendidikan Pondok Pesantren . Jakarta: Cemara Indah.
               Masaru Emoto. 2006. The Hidden Messages in Water . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
               Mastuhu. 2003. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Abad 21 Yogyakarta: Safiria
                                                                       .
                     Insania.
               Muhammad Noer. 2010. Hypnoteaching for Succes Learning . Yogyakarta: Paedagogia.
               Novian Triwidia Jaya. 2010. Hypnoteaching “bukan sekedar mengajar” . Bekasi : D Brain.



               Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif                        207
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213