Page 215 - Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi_Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd
P. 215

Dengan demikian semua orang tua berkewajiban atas anak-anaknya dalam mendidik agar
                  dapat menjadi insan yang shaleh, berilmu, beriman dan bertaqwa. Hal ini merupakan wujud
                  pertanggungjawaban orang tua terhadap Sang Khaliq. Allah Berfirman dalam Surat At-Tahrim
                  [66]: 6:


                                                                                    ُْ
                                                                                 َّ




                                              )ميرحتلا ةروس( ةيلَا.... اًرا ن ْمكي ل ْ هأ و ْمك  س   فْنأ اوق او ن مآ  ني ذلا ا هيأ ا ي
                  Artinya:  “  Wahai  orang-orang  yang  beriman,  jagalah  diri  kalian  dan  keluarga  kalian  dari  api
                        25
                  neraka”

                     Mengingat  betapa  pentingnya  posisi  anak  dalam  keluarga,  maka  Islam  pun  menyerukan
                  agar memberikan penanaman karakter pada anak dengan sungguh-sungguh. Seruan ini untuk
                  menghindarkan  agar  jangan  sampai  anak  ditelantarkan  sehingga  tumbuh  menjadi  manusia
                  yang “tergerus tsunami perkembangan zaman”. Seruan ini eksplisit diungkap dalam surat an-
                  Nisa’ [4]: 9:
                                                                                َّ

                                                                    ْ
                                               ْ

                                                          ً
                                        ْ

                                           َّ
                                                                                     ْ
                               اًدي د  س  ً لَْوق      اولو   ق يل و  اللّ او   ق َّت يل   ف ْم   هْي   ل ع اوفا خ افا ع ض  ً ةَّي   ّر   ذ ْم   ه فل خ  ْ ن م اوك ر ت ْو   ل  ني ذلا  ش ْ خ يل و
                                                                              )ءاسنلا ةروس(
                  Artinya:  “Dan  hendaklah  takut  kepada  Allah  orang-orang  yang  seandainya  meninggalkan
                  dibelakang  mereka  anak-anak  yang  lemah,  yang  mereka  khawatir  terhadap  (kesejahteraan)
                  mereka.  Oleh  sebab  itu  hendaklah  mereka  bertaqwa  kapada  Allah  dan  hendaklah  mereka
                  mengucapkan perkataan yang benar.”
                                             26

                     Dari ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan betapa besar peranan keluarga dalam proses
                  penanaman  karakter  terhadap  seorang  anak.  Dalam  sejarah  perkembangan  Islam,  diketahui
                  bahwa  pendidikan  Islam  berproses  dari  konsep  sismatik  yang  berintikan  pada  pembentukan
                  pribadi muslim, lalu meluas pada pembentukan keluarga muslim, yang kemudian berkembang
                  kearah pembentukan masyarakat muslim yang beriman (masyarakat muttaqin).
                                                                          27
                     Setiap manusia pada mulanya adalah anggota keluarga. Didalam keluarga ini pula masing-
                  masing anggota keluarganya saling bertukar pengalaman (sosial experience). Hal ini memiliki
                  pengaruh yang sangat kuat terhadap pembentukan karakter masing-masing anggota keluarga
                  yang  bersangkutan.  Ini  pun  termasuk  penanaman  karakter  dalam  Islam.  Keluarga  memang
                                28
                  merupakan  satuan  kekerabatan  yang  sangat  mendasar  dalam  struktur  masyarakat.  Keluarga
                  lazim terdiri dari orang tua, berikut anak-anaknya. Jenis keluarga inilah yang disebut keluarga
                  batih.   Keluarga batih adalah tempat lahir, tempat pendidikan, tempat perkembangan karakter
                       29
                  bagi  anak,  sekaligus  menjadi  lambang,  tempat,  dan  tujuan  hidup  suami-istri.  Karena  itulah
                  ditegaskan bahwa sendi masyarakat yang sehat dan kuat adalah keluarga batih yang kokoh dan
                  sentosa.
                        30
                     Keluarga tak pelak memegang peranan penting dalam penanaman karakter anak. Didalam
                  keluarga,  anak  mengenyam  sekolah  dalam  pengertian  non  formal  untuk  pertama  kalinya,
                  sehingga  anak  menyerap  nilai-nilai  kehidupan  dalam  beragam  perspektifnya.  Anak  menerima
                  bimbingan  keterampilan  dari  orang  tua  dan  juga  anggota  keluarga  yang  lain. 31  Demikian
                  strategisnya posisi anak dalam keluarga sehingga Al-Qur’an dan As-Sunnah menyebutkan istilah
                  anak  dalam  berbagai  kata.  Kata  walad  yang  terulang  sebanyak  104  kali.  Konsep  anak  juga

                     24  Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya  (Madinah: Mujamma al-Malik Fadh li
               Ath-Thiba’ah al-Mushaf asy-Syarif, 1996), hlm  557
                     25   Ibid, hlm  707
                     26   Ibid, hlm. 568
                     27  Arifin, Ilmu pendidikan Islam Suatu Tinjauan Kritis dan Praktis Berdasarkan pendekatan
               Interdisipliner  (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 112
                     28  Sorjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar  (Jakarta: CV Rajawali, 1984), hal. 110
                     29  Tim  Penyusun  Kamus  Pusat  Pembinaan  dan  Pengembangan  Bahasa,    Kamus  Besar
               bahasa Indonesia ., hal. 413.
                     30   Ensiklopedi Indonesia (Bandung: N.V. Penerbitan W. Van Hoeve, t. th), hal. 180.
                     31  Abdul Ghani Abud, Keluarga Muslim dan Berbagai Masalahnya  (Bandung: Pustaka, 1987),
               hal. 36.
               Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif                        214
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220