Page 11 - MATERI WEDA
P. 11

adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum. Smrti bersumber pada
               kitab  Sruti.  Baik  Sruti maupun  Smrti  keduanya  adalah  merupakan  sumber
               hukum Hindu. Kedudukan Smrti sebagai sumber hukum Hindu sama kuatnya
               dengan Sruti. Smrti sebagai sumber hukum Hindu lebih populer dengan istilah
               Manusmrti atau Dharmasastra. Dharmasastra dinyatakan sebagai kitab hukum
               Hindu karena didalamnya memuat banyak peraturan-peraturan yang bersifat
               mendasar  yang  berfungsi  untuk  mengatur  dan  menentukan  sanksi bila
               diperlukan. Di dalam kitab Dharmasastra termuat serangkaian materi hukum
               dasar yang dapat dijadikan pedoman oleh umat Hindu dalam rangka mencapai
               tujuan  hidup  ”catur  purusartha”  yang  utama.  Setiap  pelanggaran  baik itu
               merupakan  delik  biasa  atau  delik  adat,  tindak  pidana,  dan  yang  lainnya
               semuanya itu diancam hukuman. Sifat ancamannya mulai dari yang ringan
               sampai  pada  hukuman  yang  terberat  ”hukuman  mati”.  Ancaman  hukuman
               mati  sebagai  hukuman  berat  berlaku  terhadap  siapa  saja  yang  melakukan
               tindak kejahatan.
               Manawa  Dharmasastra  atau  Manusmrti  adalah  kitab  hukum  yang  telah
               tersusun secara teratur, dan sistematis. Kitab ini terbagi menjadi dua belas (12)
               bab atau adyaya. Bila kita mempelajari kitab-kitab hukum Hindu maka banyak
               kita menemukan pokok-pokok pikiran yang berkaitan dengan titel hukum. Hal
               ini  menunjukkan  bahwa  hukum  Hindu  mengalami  proses  perkembangan.
               Adapun pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam hukum Hindu, antara lain.

               Kitab  hukum  Hindu  yang  pertama  dikenal  adalah  Dharmasutra.  Ada  tiga
               penulis  yang  terkenal  terkait  dengan  keberadaan  kitab  Dharmasutra,  di
               antaranya adalah sebagai berikut.

               1.  Gautama adalah penulis kitab Dharmasutra yang karya hukumnya lebih
                  menekankan pembahasan aspek hukum dalam rangkaian peletakan dasar
                  tentang fungsi dan tugas raja sebagai pemegang dharma. Pada dasarnya
                  beliau membahas tentang pokok-pokok hukum pidana dan hukum perdata.

               2.  Apastamba adalah penulis kitab Dharmasutra yang karya hukumnya lebih
                  menekankan  pembahasan  tentang  pokok-pokok  materi  wyawaharapada
                  dengan  beberapa  masalah  yang  belum  dibahas  dalam  kitab  Gautama,
                  seperti;  mengenai  hukum  perzinahan,  hukuman  karena  membunuh  diri,
                  hukuman karena melanggar dharma, hukum yang timbul karena sengketa
                  antara buruh dengan majikan, dan hukum yang timbul karena penyalah-
                  gunaan hak milik.










                                 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti              11
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16