Page 26 - MATERI WEDA
P. 26

Sruti berdasarkan penafsiran yang otentik dalam kitab smrti adalah Weda
               dalam arti murni, yaitu wahyu-wahyu yang dihimpun dalam beberapa buah
               buku, yang disebut mantra samhita. Kitab Weda samhita ada empat jenis
               yang disebut dengan catur Weda samhita. Bila keberadaan kitab- kitab ini
               kita  bandingkan  dengan  kitab-kitab  perundang-undangan,  maka  sruti
               adalah undang-undang dasar itu, karena sruti merupakan sumber atau asal
               dari segala aturan (sumber dari segala sumber hukum). Sedangkan smrti
               merupakan  peraturan-peraturan  atau  ajaran-ajaran  yang  dibuat
               bersumberkan  pada  sruti.  Oleh  karena  itu,  dalam  perundang-undangan
               smrti  disamakan  dengan  undang-undang,  baik  undang-undang  organik
               maupun undang-undang anorganik.
               Sila merupakan tingkah laku orang-orang beradab, dalam kaitannya dengan
               hukum, sila adalah menjadikan tingkah laku orang-orang beradab sebagai
               contoh dalam kehidupan. Sedangkan acarya adalah adat-istiadat yang hidup
               dalam masyarakat yang merupakan hukum positif. Atmanastuti adalah rasa
               puas pada diri. Rasa puas merupakan ukuran yang selalu diusahakan oleh
               setiap  manusia.  Namun,  kalau  rasa  puas  itu  diukur  pada  diri  pribadi
               seseorang  akan  menimbulkan  berbagai  kesulitan  karena  setiap  manusia
               memiliki rasa puas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, rasa puas tersebut
               harus diukur atas dasar kepentingan publik  atau  umum.  Penunjukkan rasa
               puas  secara  umum  tidak  dapat  dibuat  tanpa  pelembagaannya.  Weda
               mempergunakan  sistem  kemajelisan  sebagai  dasar  ukuran  untuk  dapat
               mewujudkan rasa puas tersebut. Majelis Parisada  adalah  majelis  para ahli
               yang  disebut  para  wipra  (brahmana)  ahli  dari  berbagai  cabang  ilmu
               pengetahuan.

               Demikian  keberadaan  hukum  formal  bila  dikaitkan  dengan  keberadaan
               hukum agama, berserta lembaganya yang ada sampai sekarang ini.
            4.  Sumber Hukum Hindu dalam Arti Filsafat

               Filsafat merupakan dasar pembentukan kaidah-kaidah hukum itu sendiri.
               Sumber hukum ini dapat bersumber dari banyak sumber dan luas, karena
               isi sumber hukum ini meliputi seluruh proses pembentukan sumber hukum
               sejak zaman dahulu hingga sekarang. Daya mengikat hukum ini terhadap
               para anggotanya tergantung pada sifat dan bentuk kaedah-kaedah hukum
               ini, apakah bersifat normatif atau bersifat mengatur.
               Sumber hukum dalam arti filsafat merupakan aspek rasional dari agama
               dan merupakan satu bagian yang tak terpisahkan atau integral dari agama.
               Filsafat adalah ilmu pikir, filsafat juga merupakan pencairan rasional ke
               dalam sifat kebenaran atau realistis, yang juga memberikan pemecahan




                                 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti              26
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31