Page 56 - BUKU PINTAR TEKNIK BUDIDAYA IKAN DAN UDANG_Press
P. 56

Faktor pertama yang seringkali menjadi penghambat adalah ketersediaan
         oksigen dalam air. semakin banyak organisme yang ada dalam air maka
         semakin tinggi konsumsi  oksigennya. Oleh karena itu jika oksigen
         menjadi pembatas perlu diadakan teknologi untuk mengaerasi air.
         Dalam hal ini ada berbagai cara untuk mengaerasi air kolam, cara yang
         paling  mudah adalah dengan mengganti air  atau  membuat  budidaya
         dengan sistem air mengalir seperti halnya pada kolam air deras. Cara
         ini dapat diterapkan jika sumber air yang digunakan selalu tersedia dan
         dapat dijamin bahwa kualitasnya lebih baik dibanding air dalam kolam.
         Cara lain  adalah  dengan menggunakan alat/mesin  untuk  mengaerasi
         air, misalnya dengan menggunakan kincir atau blower. Nah, disini kita
         mulai  dihadapkan pada  pilihan teknologi, yaitu  menggunakan kincir
         atau menggunakan blower. Jika menggunakan kincir juga ada beberapa
         pilihan sebab jenis  kincir juga beragam, masing-masing mempunyai
         keunggulan dan kelemahan.
         sementara untuk  blower keragamannya  lebih pada  sistem distribusi
         udara  dalam  kolam,  jenis aerasi yang  menghasikan  gelembung  udara,
         atau  penggunaan  pipa  venturi  yang  juga  mampu  menghasilkan
         gelembung udara di dalam air. Dewasa ini berkembang teknologi aerasi
         “micro buble” dan “nanno bubble” yang menghasilkan gelembung udara
         sangat kecil sehingga difusi udara ke dalam air jadi lebih efisien.
         sayangnya setiap produsen  alat/mesin  menyatakan bahwa alat  yang
         ditawarkan  adalah  yang  terbaik.    untuk  mengetahui kebenarannya
         cara  yang  paling  mudah  adalah  dengan  melakukan  pengujian  alat/
         mesin tersebut di lokasi.  Bagian diuji adalah kemampuan alat tersebut
         meningkatkan oksigen. Cara menguji adalah dengan mengukur oksigen
         (DO) sebelum alat dihidupkan, kemudian mengukur oksigen setelah alat
         dihidupkan setiap 15 menit selama kira-kira 1 jam. Dengan cara ini dapat
         diketahui berapa  kecepatan alat  tersebut meningkatkan oksigen  dan
         berapa kadar tertinggi oksigen yang bisa dicapai.
         Pada saat  dilakukan pengujian  perlu dicatat  juga salinitas  air  (jika
         di air payau/laut),  suhu air, luas kolam dan kedalaman air. sebaiknya
         pengujian dilakukan di kolam yang tidak ada ikan/udangnya dengan air
         yang relatif jernih.
         hal lain  yang  sering  terjadi  adalah  serangan penyakit, terutama  yang
         disebabkan oleh  bakteri  dan parasit. Bakteri  dan parasit akan timbul
         terutama jika kualitas air kurang baik, kualitas air yang dimaksud bisa
         yang berada dalam kolam maupun dari luar kolam (sumber air).


         42               BUKU PINTAR TEKNIK BUDIDAYA IKAN DAN UDANG
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61