Page 97 - BUKU PINTAR TEKNIK BUDIDAYA IKAN DAN UDANG_Press
P. 97

menghasilkan produksi 4.070  kg/0,1 ha dibandingkan  dengan benur
          tebar langsung  dengan  lama  pemeliharaan  di tambak  92 hari dengan
          tingkat produksi 3.731 kg/0,1 ha dan selisih keuntungan mencapai rp.
          29 juta.
                                               o
          selama  pentokolan  suhu air 25,4±0,6  C;  salinitas  31,2±3,1  ppt, ph
          8,1±0,4, dan oksigen terlarut 5,7±0,6 ppm. Kandungan TaN, nitrit, nitrat,
          phosphat dan Tss cenderung  mengalami  peningkatan seiring  dengan
          peningkatan padat penebaran.
          hal  ini terkait  dengan  penggunaan  jumlah  pakan  harian seiring
          dengan peningkatan biomass benur. Namun demikian, nilai kandungan
          parameter kualitas air tidak berpengaruh signifikan terhadap sintasan,
          terbukti  dengan  tingginya  sintasan  dan performa pertumbuhan  yang
          masih normal selama pentokolan.
          agar TaN tersebut tidak menjadi toksik bagi ikan budidaya, maka TaN
          tersebut secepatnya dikonversi  menjadi biomassa (protein)  bakteri
          heterotrof dengan menciptakan kondisi rasio C/N antara 10 – 20, kondisi
                                          o
          aerob (DO > 3 mg/L, suhu 27 – 30 C, ph 7-8), tersuspensi dalam media
          budidaya.
          sumber  C yang  bisa  digunakan  antara  lain  molase  yang  mengandung
          C-organik  antara  30 –  40%, tepung  tapioka  mengandung  C-organik
          sekitar 40-50%,  atau  tepung sagu sekitar 50%.  Jika kondisi  tersebut
          tercipta, maka bakteri heterotrof akan mengasimilasi TaN dengan cepat,
          sehingga tidak menjadi toksik bagi ikan budidaya.
          Bioflok  yang  terbentuk  juga  mengandung  protein  antara  19-40,6%
          yang cukup bagus  bagi  udang. Pemberian molase dan probiotik
          dapat  membantu  perkembangan komunitas mikroba di dalam  media
          pemeliharaan  benur yang  berfungsi memanfaatkan  nitrogen terlarut
          menjadi biomass protein.
          Sebagai informasi manfaat bioflok dalam akuakultur dapat mengurangi
          buangan  limbah  TaN ke lingkungan  perairan,  memanfaatkan  limbah
          TaN menjadi bahan pakan  tambahan, mengurangi pergantian air dan
          sangat  berguna  manakala  terjadi serangan  penyakit  di sekitar lokasi
          budidaya atau  sumber  air  berpeluang  tercemar  penyakit. Namun,
          kendala  penerapan  sistem  bioflok  dalam  akuakultur  adalah  tingginya
          kebutuhan oksigen yang dipasok dari sistem aerasi sehingga kebutuhan
          listrik relatif besar

          sehingga  dapat  disimpulkan  pentokolan  benur  vaname  kepadatan
                                      3
          tinggi  sampai 20,000  ekor/m  dapat  dilakukan  di bak  terkontrol dan
          BUKU PINTAR TEKNIK BUDIDAYA IKAN DAN UDANG                       83
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102