Page 149 - Kristen-BS-KLS-VII
P. 149

1.  Eksklusivisme    adalah sikap yang memandang agamanya sendirilah
                         yang paling benar dan baik. Sementara itu, agama lain adalah agama

                         yang tidak benar.
                     2.  Inklusivisme
                         Sikap inklusivisme berpandangan bahwa di luar agama yang dipeluknya

                         juga terdapat kebenaran, meskipun tidak seutuh atau sesempurna
                         agama yang dianutnya. Di sini masih didapatkan toleransi teologis dan
                         iman. Sikap inklusif adalah yang memandang bahwa agama-agama lain
                         adalah bentuk implisit agama kita. Sikap inklusivistik  cenderung untuk

                         menginterpretasikan kembali hal-hal dengan cara sedemikian, sehingga
                         hal-hal itu tidak saja cocok tetapi juga dapat diterima.  Ringkasnya,
                         sikap inklusif adalah keterbukaan dalam menerima bahwa agama
                         lain memiliki  kebenarannya sendiri. Sikap ini merupakan sikap yang

                         umumnya diambil oleh orang-orang kristen. Memang ada keberagaman
                         dalam menyikapi hubungan antar agama, namun umumnya sikap
                         inklusif lebih dianjurkan oleh para tokoh agama dan nampaknya dapat
                         disesuaikan dengan teologi Kristen.

                     3.  Pluralisme. Gerald O'Collins dan Edward G. Farrugia (196). Pluralisme
                         adalah  pandangan  filosofis    yang  menerima  keberagaman  agama.
                         Daniel S. Breslauer menyebut pluralisme sebagai: “Suatu situasi di mana

                         bermacam-macam agama berinteraksi dalam suasana saling menghargai
                         dan dilandasi kesatuan rohani meskipun mereka berbeda.” Dengan sikap
                         pluralis, orang berupaya mencari titik temu bagi agama-agama. Titik

                         temu bagi terciptanya dialog dan kerja sama adalah kebersamaan setiap
                         pemeluk agama dalam menghadapi serta memecahkan masalah-masalah
                         kemanusiaan bersama. Orang yang memiliki wawasan pluralisme tidak
                         berarti mempersamakan semua agama. Justru mereka tetap teguh
                         memegang imannya seraya mencari bentuk atau model kerja sama

                         yang dapat mempertemukan semua orang berbeda         iman dalam tiitik
                         yang sama yaitu: upaya-upaya nyata dalam mengatasi masalah-masalah
                         kemanusiaan, keadilan dan kebenaran secara bersama-sama.





                                           Bab X Hidup Bersama dalam Masyarakat Majemuk     139
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154