Page 123 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 123

Tanyakan kepada siswa, apa arti pepatah ini? Menurut mereka, sejauh mana
                    kebenaran pepatah ini? Mintalah siswa mendiskusikannya kelompok 4–5 orang.
                 2.  Mintalah siswa mencari iklan di koran, majalah, atau televisi yang menurut
                    mereka dapat membuat makna hidup kita dangkal! Mintalah mereka menuliskan
                    pesan-pesannya
                 3.  Melalui lagu ”Dalam Dunia Penuh Kerusuhan” Mintalah siswa untuk menjawab
                    ”Apa yang harus kita lakukan untuk mengharapkan kedatangan Kerajaan Allah”?
                    ............................................................................................................................
                    ............................................................................................................................
                    ............................................................................................................................

                 D. Mordechai Vanunu Berani Bertahan dengan Keyakinannya

                    Kisah Mordechai (baca: Mordekhai) Vanunu adalah kisah mengenai seseorang
                 yang berani menentang politik pemerintahnya sendiri yang  dianggapnya justru
                 akan membahayakan negara dan bangsanya.
                    Mordechai Vanunu (lahir di Marokko pada 1954) adalah seorang mantan teknisi
                 nuklir Israel. Ia menentang program pengembangan senjata nuklir Israel. Oleh karena
                 itu, Vanunu kemudian membocorkan rencana-rencana program senjata nuklir Israel
                 kepada pers Inggris pada 1986. Vanunu dijebak oleh seorang agen Mossad, badan
                 intelijen Israel, dan ditangkap di Italia. Ia dibawa ke Israel, lalu dijatuhi hukuman
                 dalam sebuah pengadilan tertutup. Vanunu dipenjarakan selama 18 tahun di penjara,
                 termasuk 11 tahun di sel terisolasi sendirian.
                    Pada tahun 2004, Vanunu dibebaskan. Ia dibatasi dalam bicara dan gerak-
                 geriknya. Sejak itu ia sudah beberapa kali ditangkap karena dianggap melanggar
                 pembatasan-pembatasan itu, termasuk ketika ia memberikan wawancara kepada
                 wartawan-wartawan asing dan berusaha meninggalkan Israel.
                    Vanunu adalah seorang Kristen. Saat duduk di kelas X ia mengalami krisis yang
                 mendorongnya untuk meninggalkan agamanya, Yudaisme. Namun ia tidak segera
                 menjadi Kristen karena ia tidak ingin berurusan dengan orang tuanya, sementara pada
                 saat yang sama ia pun ingin menyelesaikan studinya. Setelah selesai SMA, orang tua
                 Vanunu ingin agar ia masuk ke sekolah teologi dan menjadi rabi. Namun Vanunu
                 hanya seminggu di sekolah itu, lalu keluar. Ia kemudian masuk wajib militer Israel.
                    Pada tahun 1976, Vanunu melamar pekerjaan di Pusat Penelitian Nuklir di Negev.
                 Banyak badan intelijen di dunia percaya bahwa Israel telah mengembangkan senjata
                 nuklir sejak tahun 1960-an, namun Israel tidak berterus terang tentang soal ini. Di
                 lembaga ini Vanunu bekerja sebagai teknisi tenaga nuklir. Sebuah surat kabar Israel,
                 Ha’aretz, pada tahun 2008 digambarkan  Vanunu sebagai orang yang ”sulit dan
                 kompleks. Ia tetap keras kepala, luar biasa teguh berpegang pada prinsip-prinsipnya,
                 dan rela membayar harganya.”






                                                 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
                                                                                        115
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128