Page 135 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 135

•  Takut membuat kesalahan yang dapat mengutuk aku.
                 •  Takut akan pengaruh-pengaruh setan yang mengelilingi aku seperti singa di
                    sekitarku.
                 •  Takut untuk berbeda dengan orang lain yang berasal dari Tuhan.
                 •  Takut kalau aku tidak cukup baik atau tidak hidup dengan benar.
                 •  Takut akan ”orang-orang itu” yang bukan berasal dari Allah.
                 •  Takut akan sifat-sifat duniawiku yang suka membawa jalan yang rendah.
                 •  Takut akan… ya, apa saja yang telah dijelaskan oleh pendeta atau pemimpin
                    gereja sebagai hal-hal yang buruk atau tidak suci.
                    Singkatnya, agama sering kali menciptakan rasa takut akan murka Allah, takut
                 akan kompas pribadi kita sendiri, dan takut akan hal-hal yang tidak suci.
                    Malangnya, sikap yang mengajarkan rasa takut dalam agama manapun juga,
                 mengajarkan tiga hal berikut:
                 •  Memperlihatkan Allah yang suka menghukum, mengontrol, dan marah
                 •  Menciptakan cara hidup yang menghakimi, sombong, penuh kecemasan, rasa
                    bersalah, penuh aturan, dan intoleransi.
                 •  Berusaha menciptakan Allah yang lemah yang tidak dapat menjaga umat-Nya
                    sendiri
                    Hmmmm … itu bukanlah Kristus ataupun hidup seperti Kristus yang telah aku
                 pelajari dan terima.
                    Namun aku harus mengakui bahwa aku pernah terpengaruh oleh sebagian atau
                 semua rasa takut itu dalam kehidupanku sebagai seorang Kristen. Dan sungguh aku
                 telah menjadi orang yang menyedihkan karena menganut nilai-nilai seperti itu.
                 Kemerdekaan di dalam Kristus kini berarti melepaskan rasa takut:
                 •  Ini berarti memihak kepada apa yang benar dengan menjalaninya, bukan dengan
                    memaksakan perspektifku kepada orang lain.
                 •  Ini berarti menaruh percaya, merangkul, dan mengikuti Sang Sumber, Sang
                    Pencipta, Allah (yang bagiku berarti Allah Tritunggal yang dikenal orang Kristen
                    yaitu Allah Bapa, Kristus, dan Roh Kudus.)
                 •  Ini berarti  Allah dapat menjaga diri-Nya sendiri, umat-Nya, dan rencana-
                    rencana-Nya sehingga aku tidak perlu ragu atau khawatir.
                 •  Ini berarti tidak perlu khawatir tentang seberapa ”baiknya” orang lain,
                    melainkan membiarkan kebaikan Allah memancarkan tindakan-tindakan yang
                    penuh dengan kasih karunia dan indah.
                 •  Ini berarti terus-menerus mencari titik di mana aku benar-benar dapat menjadi
                    perubahan yang aku harapkan terjadi di dunia.
                 •  Ini berarti selalu percaya ”biarlah damai terjadi di muka bumi, dan biarlah aku
                    yang memulainya.”





                                                 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
                                                                                        127
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140