Page 137 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 137
”Bangkitlah, urapilah dia, sebab
inilah dia.”
Pilihan Allah atas Daud
sebetulnya aneh. Daud yang
tampil di hadapan Samuel
digambarkan berwajah
kemerah-merahan, matanya
indah, dan wajahnya elok atau
tampan. Penampilannya lebih
mirip seperti seorang bintang
film atau sinetron. Ini bukan
penampilan seorang prajurit
untuk berperang. Mungkinkah
Daud menjadi pemimpin
bangsa Israel, termasuk menjadi
Sumber: Dokumen Kemdikbud panglima perang bangsa itu
Gambar 6.1 Daud diurapi Samuel menjadi raja
dalam menghadapi musuh-
musuhnya? Pada kenyataannya kelak kita melihat bahwa Daud ternyata sanggup
mengalahkan musuh-musuh Israel. Dalam 1 Samuel 17 kita dapat menemukan kisah
tentang pertempuran Daud melawan Goliat, pahlawan bangsa Filistin yang sangat
ditakuti oleh tentara-tentara Israel lainnya. Mengapa demikian? Jawabannya dapat
kita temukan dalam 1 Samuel 16: 7.
”Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ‘Janganlah pandang parasnya
atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat
manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN
melihat hati.”
Berbeda dengan manusia yang sering kali menilai seseorang lewat penampilannya
saja, Allah memilih Daud sebab Allah tahu potensi yang ada pada dirinya. Allah
membutuhkan orang muda termasuk siswa karena orang muda mempunyai kekuatan,
semangat, dan tekad yang sangat berharga untuk mendukung rencana-rencana Allah.
Allah membutuhkan orang muda sebab mereka biasanya mempunyai visi yang besar
untuk pekerjaan Allah.
Kegiatan 3
1. Penampilan Daud tidak meyakinkan bagi orang yang mencari tokoh yang dapat
memimpin Israel dalam perang. Namun Allah tetap memilih Daud. Mintalah
siswa menyebutkan beberapa nama orang yang menurut banyak orang tidak
pantas diangkat sebagai pemimpin, namun tetap dipilih Allah.
2. Daud tampak kurang layak diangkat sebagai pemimpin. Dalam bagan berikut ini,
guru meminta siswa untuk mencari alasan-alasan yang dapat membuat seseorang
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
129