Page 64 - kebudayaan
P. 64

banyak orang Makassar yang dibuang ke pulau. Perhatikan kutipan
              SPM halaman 90 bait 124–127.

                  Mandar itu raja yang keras
                  sehari semalam dia pun lepas
                  barang yang ditinggal disuruh rampas
                  habis menjelis tinggal menjelas

                  Akan Mengkasar Bima Sumbawa
                  seorang pun tidak lagi tertawa
                  daripada takutnya akan punggawa
                  pisau rautnya pun tidak terbawa

                  Pekerti Welanda Bugis yang serau
                  banyaklah Mengkasar dibuang ke pulau
                  dimurkai Allah juga engkau
                  di akhirat kelak tergagau-gagau

                  Bercakap Buton si kutuk Allah
                  menjabat pedang bermata sebelah
                  jikalau aku disampaikan Allah
                  Sambopu dan Telo’ (di)sucikan Allah.

                  Kutipan tersebut memperlihatkan kekalahan pihak Mengkasar
              yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Mandar itu raja yang keras.
              Meskipun yang lain sudah mengalah, Mandar tetap tidak mau menga-
              lah. Sekutu Sultan Gowa yang lain, yakni Bima dan Sumbawa, merasa
              sedih karena menderita kekalahan. Suasana sedih itu dinyatakan
              dengan seorang pun tidak lagi tertawa. Karena kekalahan itu, Belanda
              dan pihak Bugis banyak membuang masyarakat Makassar ke pulau.     Buku ini tidak diperjualbelikan.
              Pada saat kekalahan menimpa mereka, mereka menyesalkan pihak
              Bugis dan Buton yang berpihak pada Belanda. Pada bagian ini Buton
              dicaci dengan Bercakap Buton si kutuk Allah.
                  Kekalahan pada perang itu tidak membuat pihak Sultan Gowa di
              Makassar berkecil hati. Pada bagian lain dalam naskah ini, dikisahkan



                                                 Kolonialisme dan Heroisme ...  51
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69