Page 105 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 105

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

                  Mattoga menyandarkan tubuhnya di batang pohon
            besar itu. Udara sejuk menjadikan tubuhnya kembali bugar.
            Ia hendak melanjutkan perjalanannya, tetapi ia berpikir untuk
            membersihkan diri terlebih dahulu karena di situ ada sungai
            kecil.
                  Mattoga segera membersihkan diri. Tiba-tiba terlintas
            dalam pikirannya untuk sekaligus membersihkan hewan hasil
            buruannya di sungai kecil itu.
                  Beberapa ekor ayam hutan disembelih. Ayam hutan
            itu kemudian dicuci di sungai kecil tersebut. Kotoran hewan
            itu seperti bulu, kulit, dan isi perutnya dihanyutkan ke
            sungai kecil. Usai itu, Mattoga meninggalkan sungai kecil. Ia
            menuju  hutan  tempat  membuat  sagu.  Di  tempat  membuat
            sagu, Mattoga akan membakar hewan buruannya agar dapat
            disantap sebelum bekerja.

                  Di kawasan tempat Mattoga membersihkan hewan
            buruannya, konon terdapat sebuah kampung bernama Tui.
            Kampung itu dipercaya  sebagai  kampung gaib.  Letaknya
            berada di dasar sungai. Di dasar sungai itu, konon terdapat
            sebuah tempat ibadah. Mattoga membersihkan hewan
            buruannya persis di atas sungai itu.
                  Siang itu, di kampung Tui, seseorang menuju tempat
            ibadah. Alangkah terkejutnya ia ketika tiba di tempat ibadah.
            Ia melihat kotoran hewan ada di mana-mana. Terlihat bulu-
            bulu hewan, kulit, dan sebagainya. Orang itu melaporkan hal
            itu kepada penguasa kampung Tui.
                  Penguasa kampung itu sangat marah atas kejadian itu. Ia
            memerintahkan anak buahnya untuk mencari tahu penyebab
            munculnya kotoran itu. Anak buahnya segera menyisir sungai
            yang mengalir ke kampung mereka.
                    Pencarian terus berlanjut, semua aliran sungai telah
            ditelusuri. Mereka tidak menemukan seorang pun yang

                                       94                                                                              94
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110