Page 101 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 101

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

                  Seminggu kemudian, sore hari menjelang petang, Ibu
            Cici mengajak anaknya terbang tinggi ke udara mendekati
            gumpalan-gumpalan awan yang tertiup angin.
                  Induk Camar itu ingin menunjukkan kepada Cici
            bagaimana awan menjadi hujan. Tampak awan-awan putih
            mulai berwarna kehitam-hitaman.
                  “Cici,  lihatlah!  Gumpalan awan putih itu sedang
            berubah menjadi mendung,” kata ibu Cici sambil menunjuk
            mendung yang mulai menghitam.
                  “Awan putih itu berubah menjadi awan hitam karena
            ditimpa perubahan suhu dari panas menjadi dingin. Itulah
            yang disebut kondensasi,” kata ibu Cici lagi.
                  “Benar, Bu. Mendung hitam itu semakin sulit ditembus
            sinar matahari. Di bawah mendung pasti sangat teduh,” kata
            Cici gembira.
                  Kebetulan saat itu akan memasuki musim hujan. Awan
            mudah berubah menjadi mendung. Cici melihat mendung
            semakin hitam dan merata di udara tertiup angin.
                  “Bu, udara semakin dingin,” kata Cici.

                  “Mendung itu menyimpan butir-butir air, dan akan
            jatuh ke bumi,” jawab ibunya.

                    Tidak lama kemudian, titik-titik hujan mulai jatuh dari
            gumpalan mendung itu. Namun tiba-tiba, “Dug… duugg...
            duugg…”

                  Suara petir menggelegar diikuti kilat terang yang terus
            menyambar.
                  “Awas ada petir! Sebentar lagi akan turun hujan. Ayo
            kita segera turun!” kata ibunya Cici sambil terbang merendah.
                  Hanya selang beberapa menit, turunlah titik-titik air
            dari gumpalan mendung itu. Butiran-butiran air ketika di



                                       90                                                                              90
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106