Page 100 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 100

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

                  Kedua burung Camar itu lalu terbang meninggi untuk
            mengikuti arah gas uap-uap air itu.

                  Peristiwa hari itu merupakan pengalaman pertama Cici
            mengamati proses bergabungnya gas uap air laut menjadi
            awan. Samar-samar, Cici dan ibunya mengamati gas uap air
            laut itu terus naik ke udara dan berkumpul serta tertiup angin.
            Gas uap itu bercampur membentuk kelompok gas uap air
            yang semakin menebal. Terlihat berwarna putih.
                  “Cici, itulah yang disebut awan. Lihat, warnanya agak
            keputih-putihan!” kata Ibu Cici.
                  “Benar. Ada yang tipis. Ada juga yang tebal yang kadang
            menghalangi sinar matahari,” jawab Cici kepada ibunya.
                  Wuuusss... wuuusss... wuuusss. Angin mulai bertiup
            kencang. Akhirnya ibunya Cici mengajak anaknya pulang.
            Keduanya terbang merendah dan turun menuju permukaan
            laut. Selanjutnya ke hutan bakau di pantai itu.
                  Sesampainya di rumah, Cici bertanya lagi kepada
            ibunya. “Bu, mengapa awan tadi tidak menjadi hujan?”
                  Sambil tersenyum, ibu Cici menjawab, “Bersabarlah,
            masih ada beberapa proses lagi. Itu terjadi selama waktu
            berhari-hari atau berbulan-bulan.”
                  Cici mendengarkan penjelasan ibunya sambil sesekali
            melihat awan putih yang menggantung tinggi di udara, bergerak
            tertiup angin.
                  Melihat anaknya yang masih penasaran itu, induk burung
            Camar itu berkata, “Cici, sekarang kamu beristirahatlah.
            Besok atau lusa, ibu akan mengajakmu melihat bagaimana
            awan sampai menjadi hujan.”
                  Mendengar perkataan ibunya, hati Cici menjadi lega.
            Dia segera masuk kamar dan beristirahat.




                                       89                                                                              89
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105