Page 98 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 98
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
BURUNG CAMAR DI TANJUNG RUBA
Faisyah, S.Pd.
Dahulu kala, di suatu hutan bakau dekat pantai Tanjung
Ruba, antara Pantai Seith dan Waelapia, hiduplah seekor anak
burung Camar. Burung Camar itu tidak seorang diri. Ia hidup
di hutan bakau itu bersama keluarganya.
Burung Camar yang cantik itu bernama Cici. Cici telah
pandai terbang tinggi dan juga jarak jauh. Ibunya sangat rajin
melatihnya terbang. Untuk itu, Cici telah bisa terbang sendiri.
Pada pagi menjelang siang itu, Cici bersama ibunya
sedang terbang dan melintas udara di atas laut. Tiba-tiba,
turun hujan. Bukannya berteduh, Cici dan ibunya malah
terbang berputar-putar sambil mandi air hujan.
“Segar sekali air hujan ini,” kata Cici.
“Benar. Ini air alami. Rasanya segar,” kata ibu Cici.
Hujan itu membawa Cici dan ibunya bincang-bincang
tentang terjadinya hujan.
“Bu, kenapa bisa terjadinya hujan?” tanya Cici.
Sambil mengajaknya terbang, ibunya Cici menjawab,
“Ayo kita terbang! Ibu akan tunjukkan bagaimana terjadi hujan.”
Tak lama kemudian, sampailah Cici dan ibunya di
kawasan hutan. Sementara siang itu, hujan telah reda. Panas
matahari kembali menyinari bumi. Cici dan ibunya tetap
87 87