Page 93 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 93

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

            sang kapitan diterjang ombak ganas, badai, dan arus laut yang
            kuat. Ia tidak takut. Ia terus mengayuh perahu menuju tempat
            Mulu Hito berada.
                  Beberapa  hari  mendayung  sampan,  akhirnya  Kapitan
            Baman Tausyiah tiba di Waeapo. Di kampung itulah raksasa
            Mulu Hito tinggal. Segera Kapitan Baman Tausiah mengendap-
            endap mencari sarang raksasa itu. Ia tak sabar ingin berjumpa
            Mulu Hito, juga ingin melihat Putri Ci yang cantik itu.
                  Kapitan Baman Tausyiah berjalan ke sana ke mari
            mencari Mulu Hito. Tada berapa lama, ia telah berada di
            mulut gua yang menjadi rumah Mulu Hito. Akan tetapi bukan
            raksasa jahat yang ia jumpai. Ia malah bertemu Putri Ci. Gadis
            cantik yang menjadi buah bibir para pemuda di kampungnya.
            Kapitan Baman Tausyiah terkagum-kagum. Belum pernah ia
            melihat gadis secantik itu.

                  Putri Ci juga kaget melihat seorang pemuda berdiri di
            depannya. Baru kali itu ia bertemu seorang pemuda. Ia kagum
            melihat ketampanan Kapitan Baman Tausyiah.

                  “Hai  Putri  yang  cantik  jelita,”  sapa  Kapitan  Baman
            Tausyiah memulai pembicaraan. “Bolehkah hamba bertanya?”
            lanjutnya. “Apa betul dinda ini adalah Putri Ci, cucu angkat
            raksasa Mulu Hito yang kejam itu?” tanya Kapitan Baman
            Tausyiah.
                  “Ia ki sanak. Hambalah orangnya,” jawab Putri Ci
            yang tertunduk malu. “Kalau boleh tahu, apa gerangan yang
            menyebabkan ki sanak dapat sampai ke sini? Apa ki sanak tidak
            tahu bahwa tempat ini sangat berbahaya bagi orang asing?”
            tanya Putri Ci. “Jika kakek raksasa mengetahui kehadiranmu,
            ia akan marah.”
                  “Justru kedatangan saya ke sini untuk melepaskanmu
            dari cengkeramannya,” jawab Kapitan Baman Tausyiah.
            “Maukah Putri pergi dari tempat ini bersama saya? Akan

                                       82                                                                              82
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98