Page 95 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 95

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

            kuhancurkan dia yang telah lancang  menantangku,” teriak
            raksasa menggelegar. Mukanya merah penuh amarah.

                  Segera raksasa Mulu Hito segera mengejar orang
            yang membawa putrinya yakni Kapitan Baman Tausyiah. Ia
            tidak ingin penculik putrinya lolos. Putrinya harus kembali
            ke tangannya. Ia juga akan menghajar orang yang menculik
            putrinya.
                  Tahu raksasa Mulu Hito pasti mengejarnya, Kapitan
            Baman  Tausyiah  berlari  sekuat  tenaga  bersama  Putri  Ci.
            Sayup-sayup, terdengar teriakan raksasa Mulu Hito di seantero
            hutan. Tanah pun terasa bergetar. Hentakan kaki Mulu Hito
            sangat mengguncang kawasan itu. Gunung seakan hendak
            runtuh.
                  Pelarian Kapitan Baman Tausyiah bersama Putri Ci
            berakhir di pinggir sungai Waeapo.
                  “Segera  naik  ke  sampan  itu,”  teriak  Kapitan  Baman
            Tausyiah kepada Putri Ci.
                  Keduanya segera menaiki sampan. Kapitan Baman
            Tausyiah mendayung sekuat tenaga. Ia berusaha menjauhi
            daratan agar tidak terkejar oleh raksasa Mulu Hito. Mereka
            harus segera menjauhi pantai.
                  Raksasa Mulu Hito tiba di pinggir sungai Waeapo. Ia
            melihat Putri Ci berada di dalam sampan yang telah menjauh
            dari pinggir sungai. Raksasa Mulu Hito mengamuk sejadi-
            jadinya. Ia berteriak memanggil Putri Ci agar kembali. Ia juga
            meminta Kapitan Baman Tausyiah agar mengembalikan Putri
            Ci.
                   “Hai manusia pengecut, kembalikan cucu kesayanganku!
            Kamu telah lancang dan berani menculiknya dariku. Kamu
            akan menanggung akibatnya,” teriak raksasa Mulu Hito. Ia
            tampak geram melihat Kapitan Baman Tausyiah.



                                       84                                                                              84
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100