Page 90 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 90
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
tubuh para awak perahu. Awak perahu telah pasrah. Mungkin
beberapa saat lagi tubuh mereka akan dicabik-cabik oleh hiu-
hiu bertubuh besar itu.
Beberapa saat waktu berlalu, sekelompok ikan hiu
itu tidak menggigit para awak perahu. Malah sebaliknya,
sekelompok ikan hiu itu memberi isyarat agar para awak
perahu mendekat dan memegang sirip ikan hiu itu. Para awak
perahu saling bertatapan penuh bahagia. Harapan hidup
kembali ada.
Satu per satu awak perahu memegang sirip ikan hiu.
Setelah itu, sekelompok ikan hiu itu menggiring awak perahu
menuju tepian pantai. Satu demi satu awak perahu dibawa ke
tepi pantai hingga semua awak perahu itu telah selamat ke
pantai.
Sekelompok hiu itu kembali lagi ke laut lepas. Mereka
menembus ombak dan angin kuat. Anak-anaknya seperti
biasa saling berlomba memperebutkan ikan-ikan kecil.
Sementara itu, di bibir pantai, awak perahu yang telah
selamat mengucap syukur atas pertolongan ikan hiu itu. Jika
ikan-ikan hiu itu tidak datang menolong, mungkin mereka
telah tewas di tengah laut.
Sebagai balas budi atas peristiwa itu, para awak perahu
itu bersumpah untuk tidak akan mengonsumsi ikan hiu.
Sumpah itu akan dijaga hingga ke anak-cucu mereka.
Demikianlah kisah pertolongan ikan hiu. Ikan hiu
bukan menjadi ancaman, tetapi justru menjadi saudara yang
akan saling menolong.
79 79