Page 166 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 166
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
akan menyerang orang-orang yang melakukan kejahatan di
Pulau Buru.
Suatu ketika, kedua elang raksasa itu terbang
mengelilingi Pulau Buru. Keduanya memantau keadaan pulau.
Mereka berkeliling dari bagian selatan hingga ke bagian utara
Pulau Buru. Dari bagian barat, hingga ke bagian timur Pulau
Buru. Elang raksasa itu ingin memastikan keadaan pulau baik-
baik saja. Tidak ada satu pun orang jahat yang mengganggu
ketenteraman dan kenyamanan masyarakat Pulau Buru.
Saat berputar-putar memantau Pulau Buru, kedua
elang raksasa itu melihat gunung yang sangat tinggi. Mereka
memutuskan untuk singgah istirahat di gunung itu. Gunung
yang tinggi itu cocok untuk memantau Pulau Buru.
Dari puncak gunung Kepala Madan, elang raksasa
itu melihat hamparan hutan yang hijau. Tampak pohon-
pohon menjulang tinggi. Begitu pula burung-burung kecil
dan hewan-hewan liar, bebas berkeliaran ke mana saja. Di
kejauhan sana, tampak laut luas yang biru. Tampak burung-
burung pantai terbang memburu mangsa. Ikan-ikan kecil
berlarian menghindari serangan burung pantai.
Keasyikan menikmati pemandangan dari puncak gunung
Kepala Madan, tiba-tiba seekor elang raksasa tergelincir.
Tubuhnya terjatuh. Kakinya yang besar dihentakkan ke badan
gunung Kepala Madan.
Saat berusaha agar tidak jatuh, tak sengaja kaki elang
raksasa itu menendang gunung Kepala Madan. Tiga kali elang
itu menendang gunung Kepala Madan. Tendangan pertama
mampu merobek gunung. Tanah gunung itu terlempar ke laut
dan menjadi sebuah pulau. Pulau itu bernama Pulau Tomahu.
Tendangan kedua juga merobek gunung Kelapa Madan.
Tanahnya terlempar ke laut dan menjadi sebuah pulau. Pulau
itu bernama Pulau Tengah atau Pulau Pasir Putih. Tendangan
155 155