Page 168 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 168

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru











                  TERBENTUKNYA TELAGA TANUSANG

                             Yuswan Pattinasarany




                   ahulu kala, daerah  Tanusang adalah hamparan
               Dpepohonan sagu yang sangat luas. Daerah tersebut
            berada di kaki gunung Tarawesi. Di sebelah timur daerah
            Tanusang  terdapat dua kampung tertua yang berdekatan
            dengan Namlea, yaitu kampung Lala dan kampung Ubung.
            Kedua kampung tersebut hanya dipisahkan sebuah jembatan
            kecil yang tidak ada airnya.

                  Masyarakat di kedua kampung tersebut hidup berdampi-
            ngan secara damai dan selalu bekerja sama. Di sebelah barat
            kedua kampung itu, tumbuh pohon-pohon sagu yang sangat
            lebat.
                  Sehari-hari, penduduk kampung Lala dan kampung
            Ubung pergi ke laut untuk mencari ikan. Hasil laut di
            Pulau Buru sangat berlimpah. Namun jika badai menerpa,
            masyarakat akan memilih pergi ke hutan untuk bercocok
            tanam. Tanaman yang sering mereka tanam yaitu sagu. Sagu
            merupakan tanaman yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
            Mereka dapat memanfaatkan daunnya sebagai atap rumah,
            bagian daging pohonnya dijadikan papeda (makanan pokok),
            dan batangnya digunakan untuk membuat perahu.

                  Di daerah Tanusang, hidup sepasang suami istri. Sang
            suami bernama Pak Basirun dan sang istri bernama Sapia.
            Sang suami berasal dari kampung Lala, sang istri berasal

                                       157                                                                            157
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173