Page 169 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 169

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

            dari kampung Ubung. Keduanya hidup sangat sederhana.
            Meskipun hidup mereka pas-pasan, mereka senantiasa
            saling menyayangi dan saling mencintai. Untuk mencukupi
            kebutuhan sehari-hari, pasangan suami istri tersebut menanam
            sagu dan sayur-mayur.
                  Pada suatu hari, Pak Basirun hendak pergi ke kebun
            untuk melihat tanaman sayur yang ditanaminya. Jarak dari
            rumah ke kebun sekitar 2 km dengan berjalan kaki. Setibanya
            di kebun, Pak Basirun terkejut karena tanaman yang
            ditanamnya hancur berantakan.  Tanaman-tanaman tersebut
            berserakan di atas tanah. Singkong, timun, dan jagung yang
            siap dipanen berhamburan ke sana-kemari.

                  “Ya Allah, apa yang telah menghancurkan tanaman-
            tanaman ini?” ujar Pak Basirun kebingungan. “Perbuatan
            siapa ini?” tukasnya berkali-kali.

                  Jagung yang telah menguning, tak satu pun tersisa.
            Begitu pula timun yang ditanamnya. Padahal, Pak Basirun
            telah  berencana untuk menukarkan jagung dan timun
            miliknya dengan ikan yang dibawa para nelayan.
                  Mendengar suara Pak Basirun yang bernada marah dan
            sedih, Pak Ilyas yang berada di samping kebun Pak Basirun
            langsung menghampiri Pak Basirun.
                  “Apa yang terjadi di kebunmu?” teriak Pak Ilyas.

                  “Kebun saya rusak. Semua tanaman rata dengan tanah,”
            jawab Pak Basirun.

                  “Kenapa bisa hancur?” tanya Pak Ilyas.
                  “Tidak tahu apa sebabnya. Sepertinya dimakan oleh
            hewan!”
                  Mendengar jawaban Pak Basirun, Pak Ilyas buru-buru
            melihat keadaan di kebunnya. Kebun Pak Basirun dan Pak
            Ilyas memang berdekatan.


                                       158                                                                            158
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174