Page 44 - Negara Kolonial 1854-1942. Panduan penelitian arsip kementerian urusan tanah jajahan. Kepulauan nusantara
P. 44

4      De Inspectie voor Agrarische Zaken (Inspeksi untuk Urusan

                      Agraria)


               Dinas Inspeksi ini dimulai berdasarkan Gouvernementsbesluit (Keputusan Pemerintah) 24
               April 1903 no. 21. Inspektur pertama adalah S. de Graaff, yang kemudian menjadi Minister
               van Koloniën (Menteri Urusan Tanah Jajahan) (1919-1925, 1929-1933). Di bawah perintah
               direktur Binnenlands Bestuur / BB (Pemerintahan Dalam Negeri) ia harus mengawasi
               penjalanan yang baik dari semua peraturan yang muncul dari Agrarische Wet (Undang-
               Undang Agraria) pada tahun 1870.

               Undang-undang itu memungkinkan para pengusaha swasta menyewa tanah dari pemerintah
               atau penduduk pribumi atau mendapatkannya sebagai tanah erfpah. Masyarakat Indonesia
               masih menyandang sifat feodal. Hukum adat, yaitu di bidang hukum kepemilikan, berbeda
               secara mendasar dari Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) yang
               didasarkan pada hukum Romawi. Oleh karena itu, tidak lama setelah pengumuman Undang-
               Undang Agraria di kalangan pemerintah dianjurkan adanya pengangkatan Inspecteur
               Agrarische Zaken (Inspektur Urusan Agraria). Ia tidak hanya akan sebagai pengawas dan
               koordinator tetapi juga harus menjadi tempat bertanya dan juru penerang. Dalam fungsinya
               sebagai juru penerang, di saat diperlukan, ia perlu menjelaskan kepada masyarakat pribumi
               makna dan konsekuensi dari penyewaan tanah dengan segala hak dan kewajiban yang terkait.
               Dengan cara itu diharapkan adanya jaminan keseragaman kebijakan dan dukungan bagi
               masyarakat pribumi dalam bernegosiasi dengan pengusaha barat. Dengan pertimbangan
               penghematan, berdasarkan Gouvernementsbesluit (Keputusan Pemerintah) tanggal 5
               Desember 1872 tugas-tugas inspeksi itu didudukkan di bawah Inspecteur voor de ‘Bewaterde
               Velden’ (Inspektur Lahan yang Diairi), yang terkait pada Departement van Burgerlijke
               Openbare Werken (Departemen Pekerjaan Umum Sipil).

               Penataan peraturan agraria dengan cepat meluas dan menjadi lebih tidak transparan.
               Persaingan yang meningkat antarpengusaha memperbesar tekanan terhadap rakyat. Para
               pegawai pemerintah, yang harus menjalankan aturan-aturan itu dalam praktek,
               menginterpretasikan ketentuan-ketentuan itu tidak senada dan seringkali cenderung
               melindungi rakyat. Hal ini menyebabkan timbulnya pelbagai keluhan terutama dari pabrik
               gula. Ketika pada tahun 1900 (Staatsblad van Nederlandsch-Indië / Lembaran Negara Hindia-
               Belanda 1900 no. 240) revisi peraturan penyewaan tanah di Jawa dan Madura diumumkan,
               Algemene Secretaris (Sekretaris Umum) D.F.W. van Rees yang intensif sibuk dengan materi
               ini untuk sementara diangkat menjadi pengawas atas pelaksanaan peraturan itu. Pleidoinya
               yang kuat untuk mengangkat seorang pejabat khusus pada tahun 1903 dikabulkan. Inspektur
               baru itu juga mendapat tugas untuk menyusun usulan guna menstimulasi pertanian dan
               perkebunan kecil di antara orang (Indo) Eropa dan guna memberantas pauperisme di
               kelompok ini. Pada tahun 1914 tugasnya ditambah lagi dengan mengatur ‘van
               aangelegenheden betreffende de verplichte diensten’ (hal-hal menyangkut kerja wajib). Pada
               pertengahan tahun 30-an gelar Inspecteur voor Agrarische Zaken en Verplichte Diensten

                                                                                                        43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49