Page 42 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 42
Dalam suatu masyarakat yang memiliki kepekaan dan soli-
daritas sosial cukup tinggi, masyarakatnya akan saling berbagi
beban sehingga terjadi kerja sama yang saling menguntungkan
serta pemerataan kue pembangunan. Orang kaya yang memiliki
kepekaan dan solidaritas sosial yang cukup tinggi, akan mem-
berikan kesempatan kepada mereka yang tidak mampu untuk
antre lebih dulu masuk sekolah-sekolah negeri yang biayanya
lebih ringan karena ditanggung oleh pemerintah. Sedangkan
mereka akan memilih masuk sekolah-sekolah swasta yang biaya-
nya jauh lebih mahal karena ditanggung sendiri. Dan mereka
yang secara sadar memilih sekolah-sekolah swasta bermutu pun,
tidak akan berpura-pura jadi orang miskin pada saat bernegosiasi
dengan pihak sekolah, sekadar untuk mendapatkan keringanan
biaya, tapi akan tampil dan berbicara jujur pada saat mengisi
formulir. Sebaliknya, mereka bersedia membayar biaya sekolah
sesuai dengan kemampuannya.
Tapi realitas di masyarakat yang cukup menyedihkan ada-
lah, orang-orang kaya di kota-kota besar banyak tidak memiliki
kemauan untuk membayar pendidikan anaknya secara wajar.
Mereka berusaha mendapatkan keringanan biaya sekolah, dan
mengalokasikan uangnya untuk keperluan konsumtif atau snobis.
Seandainya orang-orang kaya di Indonesia memiliki kema-
uan tinggi untuk turut membiayai pendidikan anak-anaknya,
maka sikap mereka sebetulnya dapat menolong orang-orang
yang miskin untuk turut mengakses pendidikan di negeri ini
secara lebih mudah. Logika yang penulis anut di sini adalah,
bila orang-orang kaya tidak turut berebut ke sekolah-sekolah
negeri, dan sistem penerimaan murid di sekolah-sekolah negeri
tidak hanya mendasarkan pada hasil tes masuk atau DANEM,
tapi juga dari aspek sosial ekonomi, maka kesempatan kaum
miskin untuk mengakses pendidikan di sekolah-sekolah negeri
semakin besar. Sistem penerimaan murid baru sekarang yang
hanya mendasarkan pada DANEM (bagi SMTA) atau hasil tes
(bagi murid SLTP) sangat tidak adil, karena berakibat sekolah-