Page 120 - Tan Malaka - MADILOG
P. 120

Idealisme Hegel, melemparkan pula Dialektika, kurang hasilnya, jayanya,
               dari bermula, ketika ia masih memakai Dialektika.

               Pun Marx tak meninggalkan pengaruh dan kepentingan pikiran. Pada satu
               tempat dia juga akui kepentingan pikiran itu dengan: “Pada satu ketika
               pikiran itu menjadi kodrat yang berlaku atas keadaan ekonomi”. Marx tak
               melupakan  seluk-beluk,  kena-mengena,  pukul  baliknya,  antara  pikiran
               dan  benda,  paham  dan  masyarakat.  Bahwa  Marx  itu  automatis,  yakni
               Cuma  memperhatikan  pengaruh  benda  atas  pikiran,  tidak  sebaliknya
               pikiran atas benda, ini datangnya dari Anti Marx, yang pernah membaca
               atau “cuma” mendengarkan Materialisme “masa dahulu”.

               Pasal 4. MATTER DAN IDEE


               Apakah  Matter  dan  apakah  Idee  itu  dalam  Dialektika  ?  Yang  Matter,
               yang benda dalam Ilmu Bukti seperti dulu sudah kita katakan, yaitu yang
               mengenai pancaindera kita. Jadi yang nyata, yang boleh dilihat, didengar,
               dikecap, diraba, dicium. Yang idee, ialah bentuk pengertian atau pikiran
               kita tentang benda tadi dalam otak kita! Benda adalah diluar otak kita dan
               pikiran itu sebagai bayangan dari benda tadi adalah dalam otak kita.

               Dalam  hal  hari-hari  mudahlah  kita  melaksanakan  bayangan  benda  itu
               dalam otak. Bola itu berbentuk bulat dalam otak ktia. Salju mengandung
               pengertian  putih  dan  dingin  dalam  pikiran  kita.  Kinine  mengandung
               pengertian pahit. Keroncong mengandung pengertian bunyi yang merdu.

               Tetapi     berangsur-angsur     terlaksanalah    bayangan      benda    yang
               berhubungan  dengan  masyarakat  dalam  pikiran  kita.  Pertama:  Apakah
               benda  dalam  masyarakat  itu?  Apakah  yang  jadi  condition,  benda  yang
               penting, jadi alat adanya buat ada dan terus adanya pikiran dalam otak
               kita  itu?  (Dulu  acapkali).  Benda  yang  ditermine,  artinya  yang
               menentukan pikiran. Sekarang kata ditermine, menentukan itu, oleh ahli
               Dialektika dianggap amat mekanis, amat berupa mesti: berupa, kalau ada
               ini “sebab”, mesti ada itu kejadian, kalau tak ada itu “sebab”, maka tak
               timbul pula kejadian itu akibat. Disini “Rohani”, jadi berupa sebab dan
               “Jasmani”  jadi  bikinan.  Ahli  Dialektika  sekarang  memakai  kata  (nama
               pekerjaan) condition, artinya sebaagi alat yang penting saja.
               Siapa  yang  pernah  membaca  karangan  berdasarkan  Dialektika,  tentu
               sering bertemu dengan kalimat: Keadaan ekonomi itu jadi alat ada dan
               terus adanya pikiran itu. Jadi ekonomilah disini  yang dianggap sebagai






                                                                                         119
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125