Page 124 - Tan Malaka - MADILOG
P. 124

Jasmani,  Dewa  Rah  yang  kosong  itu  dengan  firmannya  Ptah  bisa
               menimbulkan  Bumi,  Bintang,  kodok  ular,  ya  apa  saja  benda,
               Gegenstandlichkeit,  di  alam  kita  ini.  Filsafat  Christen  pada  Zaman
               Tengah  yang  mengasalkan  pikiran  manusia  itu  pada  Rohani,  Logosnya
               Plato,  tentulah  pula  terganggu  oleh  persoalan:  Adakah  pikiran  manusia
               itu mengandung zat atau benda pula?

               Pada  Thesis  ke-5  kekurangan  Feuerbach  dikemukakan  lagi.  Bunyinya
               Thesis ini: Feuerbach yang tiada puas dengan berpikir terpisah “abstract
               denken” lari kepada yang nyata, tetapi dia tiada mengganggap perbuatan
               pekerjaan manusia itu sebagai perbuatan yang praktis dan nyata sebagai
               “Practisch critische Fatigkeit”.

               Thesis  ke-7  menerangkan  bahwa:  Kehidupan  itu  sebetulnya  praktis
               berdasarkan  pekerjaan  manusia,  nyata.  Semua  kegaiban  tentang
               kehidupan itu, bisa dilemparkan kegaibannya kalau praktek hidup sehari-
               hari dipelajari. (Pendeknya tak ada yang gaib). Semua berasal dan berurat
               pada penghidupan mencari makanan, minum dan kesenangan. Kegaiban
               yang terdapat ialah bikinan Logika Mystika belaka.

               Thesis  ke-9  berarti:  Materialisme  kolot  termasuk  Materialisme
               Feuerbach, yakni materialisime yang tak mengakui perbuatan manusia itu
               sebagai yang nyata, berpuncak pada pemandangan seorang individu, pada
               masyarkat  borjuis  (Pemandangan  semacam  ini  seperti  pemandangan
               idealis Hume juga abstrak, terpisah dari masyarakat).
               Pada Thesis ke-10 Marx mengambil kesimpulan yang penting. Menurut
               Marx  maka  Materialisme  kolot  itu  ialah  pemandangan  borjuis  yang
               individualistis,  terpisah  dari  masyarakatnya.  Sedangkan  pemandangan
               Materialisme Baru berdasarkan masyarakat, berdasarkan seseorang dalam
               masyarakatnya bersama, kolektif.
               Akhirnya  pada  Thesis  ke-11  pada  Thesis  penghabisan,  seperti  biasa  ia
               menutup  karangannya  dengan  seruan  gegap  gempita,  tidak  saja  lagi
               sebagai pemikir, tetapi sebagai pemimpin Proletar Dunia: “Ahli Filsafat
               sudah  menterjemahkan  Dunia  ini  berlainan  satu  dengan  lainnya.  Yang
               terpenting ialah mengubah dunia ini”.
               Jadi sebagai Thesis penutup Marx kembali lagi pada perbuatan Fatigkeit.
               Begitulah pentingnya perbuatan manusia itu sebagai benda dianggap oleh
               Marx,  sehingga  8  Thesis  diantara  11  Thesis  yang  kita  bicarakan  diatas
               langsung  berhubungan  dengan  perbuatan  itu.  Tiga  Thesis  sisanya  dan
               sebagian  dari  beberapa  Thesis  yang  saya  majukan  diatas,  tiadalah




                                                                                         123
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129