Page 122 - Tan Malaka - MADILOG
P. 122
seperti benda. Oleh Feurbach, pemikir yang berjasa besar buat
Materialisme dan buat Marx dan Engels terkecualinya, perkara ini tidak
dianggap sebagai benda, melainkan sebagai Idee. Perselisihan paham
itulah yang menimbulkan thesis, simpulan Marx yang amat masyhur.
Inilah karangan pusaka Marx tentangan hal filsafat yang saya ketahui,
dan inilah pula susunan yang terutama dipakai oleh pemikir sejawatnya,
Co-creator Engels, Mohring dll. Marxisten.
Yang jadi perselisihan antara Marx dan Feuerbach pada ketika itu, ialah
perkara yang dinamai Wirklichkeit, Sunlichkeit ialah yang nyata itu.
Thesis pertama maksudnya: “Kesalahan semua ahli filsafat sampai
sekarang ini diantaranya termasuk Feurbach, ialah memandag yang nyata
itu sebagai objek, buat peramatan saja, tidak sebagai Fatigkeit, perbuatan
manusia tidak sebagai Praktek-Manusia”.
Baginilah maksud thesis bagian bermula dan pertama. Jadi buat Marx
menscheljk, Fatigekeit itu, perbuatan manusia, mesti dipandang sebagai
yang nyata, jadi yang sebenarnya, Wirklichkeit, satu kenyataan sebagai
benda. Perhubungan tani dan yang kalanya dengan tanah, mesti dianggap
sebagai benda, tenaga yang keluar dari mata memandang-mandang
bintang, dari pelajar Indonesia ke Madagaskar atau Amerika Tengah
lebih dari 2.000 tahun dahulu, seperti juga pelajaran yang jauh dan
berbahaya itu sendiri mesti dianggap sebagai yang nyata, yang
sebenarnya. Bukan orang Indonesia dan sampannya saja mesti dianggap
yang nyata, dianggap benda, tetapi begitu juga segala aksinya,
pekerjaannya dan perbuatannya. Bahwa aksi kerja manusia itu benda
yang nyata, tiadalah bisa dibantah sekarang karena Fatigketi. Kerja itu
memang memakai energy, kodrat, labour atau tenaga.
Feuerbach memandang aksi manusia itu dari penjuru Idealisme, dari
penjuru pikiran semata-mata. Sebab itu hasil pemandangannya juga
abstrak, terpisah seperti hasil pemeriksaan Hume. Juga Feuerbach
menghendaki yang nyata, tetapi dia tiada menganggap pekerjaan manusia
itu sebagai yang nyata, yang sebenarnya, Wirklichkeit, Sinlichkeit. Sebab
itu Feuerbach dalam bukunya bernama: “Das Wesen das Christentums”
cuma “Theoritisch Verhalten”, perhubungan dalam teori yang suci, yang
rechtmenschliche, yang cocok drngan kemanusiaan. Sedangkan praktek
sehari-hari, pekerjaan atau kelakukan biasa, dia anggap seperti kotoran
Yahudi saja.
Buat Marx tentulah pekerjaan, kelakuan, perbuatan sehari-hari yang
berhubungan dengan percaharian hidup itulah yang nyata, yang
121