Page 119 - Tan Malaka - MADILOG
P. 119

dan  Kuasa  yang  Kaya  dan  yang  Kuasa  dalam  masyarakat.  Sebaliknya
             menambah miskin dan lemahnya Kaum Tak Berpunya. Perpaduan baru,
             synthesis itu didapat dalam masyarakat juga. Synthesis, perpaduan baru
             itu  berupa  “Kepunyaan  Bersama”,  atas  perkakas  menghasilkan  buat
             mendapat:  “Kemakmuran  Bersama”.  Synthesis  inilah  yang  membayang
             dalam  otak.  Akhirnya  politik  buat  mendatangkan  Masyarakat  Baru
             berdasarkan “Kepunyaan Bersama” buat “Kemakmuran Bersama” inilah
             yang mengemudikan klas Tak Berpunya.


                4.  Menurut  Hegel  kemajuan  pikiran  itulah  yang  mendorong  kemajuan
                    Ilmu, seperti Ilmu Alam, Kodrat, Kimia, Politik, Ekonomi, Sejarah dan
                    Masyarakat sendiri.


             Contoh dengan tiga kesetaraan diatas, ahli Dialektika berdasarkan benda
             berpendapatan  sebaliknya.  Kemajuan  dalam  masyarkat  disebabkan
             kemajuan pesawat itulah maka kecerdasan itu bertambah-tambah. Kalau
             kemajuan pesawat itu tak ada, maka otak seperti kepunyaan Aristoteles
             dan Demokrit, tak bisa melampaui batas yang sudah dicapai oleh kedua
             manusia luar biasa ini. Pemikir besar di Timur seperti Budha Gautama, di
             kaki gunung Himalaya, Guru Kung di daerah Sungai Kuning, Ibnu Resj
             di  Granada  dll,  walaupun  berapa  cerdas  dibandingkan  dengan  orang
             dalam  Tempoh  dan  Masyarakatnya,  semuanya  (terpaut  pada)  dibatasi
             oleh kemajuan pesawat dalam masyarakatnya. Otak cerdas semacam itu
             tentu akan mendapatkan hasil lain, kalau dilatih dan dilaksanakan dalam
             Zaman Listerik kita ini.

             Cukuplah  sampai  disini  keterangan.  Walaupun  Hegel  mendasarkan
             Dialektika  itu  pada  Idee,  pikiran  tiadalah  ia  melupakan  barang  yang
             nyata.  Tentu  dia  tiada  bisa  melupakan  sebab  sifat  Dialektika,  seperti
             didefinisikan  Hegel  sendiri,  masuk-memasuki,  kena-mengenai,  in
             einander ubergeben: Yang berupa tercerai itu kena mengenai dan dengan
             begitu membatalkan perceraian.

             Sebab  itu,  meskipun  Absolute  Idee  tadi,  Rohani  tadi,  yang  membikin,
             yang nyata pada salah satu tempat Hegel berkata: Keadaan Ekonomi itu
             menjadi  sebab,  yang  memakai  pikiran  sebagai  perkakasnya.  Jadi  pada
             satu tingkat atau tempoh, keadaan Ekonomi tadi mengemudikan pikiran
             Manusia. Disini Hegel berjumpa dengan ahli Dialektika atas benda.

             Sebab  Hegel  konsekwen,  terus  memakai  “kena  mengenai”  dalam
             pertentangan itu, maka hasil pemeriksaannya selalu mengambil perhatian,
             Feurbach,  jembatan  antara  Hegel  dan  Marx,  sesudah  melemparkan



             118
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124