Page 351 - Tan Malaka - MADILOG
P. 351

masing  yang  menerimanya  dengan  bulat  sempurna.  Ahli  Ilmu  Bukti,
             mesti  anggap  kodrat  hidup  dan  jiwa  itu  sebagai  tingkat  kemajuan,  dari
             jutaan tahun, yang terbawa oleh benda yang berhubungan dengan dalam
             jutaan tahun itu pula; sebagai perubahan benda mati menurut undangnya
             dialektika  dan  logika,  dalam  jutaan  tahun  sampai  ketingkat  yang  hidup
             dari sini sampai ketingkat manusia. Ada masa dan syaratnya benda hidup
             dan benda mati itu tak bisa dipisahkan. Berhubung dengan itu, kodratnya
             benda mati dan hidup atau jiwa itu tak pula bisa dipisahkan, melainkan
             berseluk-beluk:  yang  satu  mengandung  yang  lain:  tingkat  yang  rendah
             maju tumbuh ketingkat yang lebih tinggi dan tertinggi.
             Jiwa  itu  pada  zaman  sekarang,  malah  dahulu  pun  sebelum  zaman
             sekarang tiadalah lagi sesuatu yang gelap sama sekali! Tuan juga sudah
             mendengar  dan  barangkali  sekali  sudah  mempelajari  ilmu  jiwa,
             psychologie,  jiwa  itu  sudah  ditentukan  oleh  tiga  corak,  ialah:  Akal,
             perasaan  dan  kemauan.  Dengan  akal  diketahui  sifat  dan  banyaknay
             sesuatu  barang.  Buruk-baiknya  sesuatu  kelakuan  manusia,  indah
             jeleknysa  sesuatu  barang,  senang  susahnya  sesuatu  pekerjaan  dll.
             Disaksikan oleh perasaan apabila tuan hendak mencapai sesuatu maksud,
             maka  tuan  memuja  kemauan  tuan.  Sudah  tentu  akal,  perasaan  dan
             kemauan itu berseluk-beluk, karena ketiganya itu bersumber dijiwa juga.
             Tidaklah  tuan  ingin  mengetahui  sesuatu  barang  atau  hal  dan  memakai
             akal dan pikiran, kalau barang atau hal itu, tiada mempengaruhi perasaan
             buruk-baik, indah-jelek atua senang-susahnya tuan. Tidaklah sebaliknya
             sesuatu barang atau hal menyusahkan tuan, kalau tuan sama sekali tiada
             mengetauhi seluk-beluknya barang atau hal itu. Akhirnya kemauan tuan
             dengan  semangat  hidup  atau  mati,  hendak  mencapai  sesuatu  idaman,
             mustahil  bisa  timbul  dan  bertambah  kuat-kokoh  kalau  tidak  disertai
             perasaan  yang  mendalam  masuk  kehati  sanubari  tuan  dan  pengetahuan
             cukup tentang idaman itu sendiri dan jalan mencapai idaman itu.

             Sekarang saya bertanya: pernahkah tuan pusing kepala, sakit perut, atau
             sakit gigi? Pertanyaan ini kecil rupanya, tapi besar akibat jawabnya.
             Seandainya  tuan  ditimpa  salah  satu  dari  penyakit  yang  belum  boleh
             dikatakan berbahaya ini, bisakah tuan dengan akal itu mempelajari teori
             Pythagoras  apalagi  teori  RELATIVITY  dari  Einstein  dengan  seksama
             seperti biasa? Bisakah tuan dengan perasaan itu kagum indahnya  awan
             berarak atau bulan purnama raya dengan waringin-songsang; masih giat
             dna  masih  kuat  kukuhkah  kemauan  tuan  melanjutkan  perlombaan  lari,
             berenang atau berjalan dari Jakarta ke Bogor itu?





             350
   346   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356