Page 354 - Tan Malaka - MADILOG
P. 354

Tempat mereka pada masyarakat dan kebudayaan baru mesti ditentukan
               kembli,  tetapi  sudah  tentu  mereka  mesti  menyesuaikan  diri  dengan
               masyarakat  baru  itu.  Seperti  sebaliknya  pula  masyarakat  baru  itupun
               mesti menyesuaikan diri pada mereka yang berjasa pada masyarakat yang
               lama itu.
               Kalau kita kini mengakui, bahwa yang Maha Kuasa itu sama diri dengan
               Alam  Kodratnya,  maka  ktia  mesti  pula  akui  bahwa  jiwa  itu,  bukanlah
               sesuatu yang terpisah, tunggal, sendriinya sesuatu anugerah yangditerima
               oleh  manusia  saja;  akhirnya  sesuatu  anugerah  yang  bulat  sempurna
               melainkan kita mesti mengakuui: jiwa itu ialah berpadu dengan Alam dan
               Kodratnya;  jiwa  itu  ialah  terbawa  oleh  sarinya  Alam  dan  Kodratnya;
               akhirnya  jiwa  manusia  itu  ialah  hasil  kemajuan  Alam  dan  Kodratnya.
               Alam dan Kodrat yang berkemajuan. Malah paham kita manusia tentang
               jiwa itu takluk pula pada undang evolusi (kemajuan).

               Kalau  begitu,  bersama  dengan  berhentinya  jasmani  kita  bergerak,
               bernafas,  mencernakan,  menyelenggarakan  darah  dengan  jantung,
               mengotak  dsb  ........  dengan  begitu  berhentilah  pula  kita  berjiwa,
               bernyawa, yakni berpikir, merasa dan berkehendak.

               Bukannya  dimaksudkan  jasmani  yakni  darah  daging,  tulang-belulang
               kita,  sama  sekali  musnah,  hilang  lenyap.  Tak  ada  benda  yang  hilang
               lenyap  di  alam  ini.  Benda  yang  disangka  hilang  itu  Cuma  bertukar
               bentuk.  Tak  sedikitpun,  tak  seatompun  jasmani  kita  hilang  dialam  ini.
               dalam  kuburan,  tanah  jasmnai  tuan  dan  badan  saya,  jasmani  raja  atau
               rakyat, kapitalis atau proletar, alim atau bangsat, bertukar bentuk menjadi
               air, tanah, logam dan garam. Tetapi air, garam dan tanah logma itu tak
               akan tetap tinggal disana. Air tadi akan menguap keudara, naik disiisap
               tumbuhan atau bercampur dengan air lain mengalir ke sungai atau perigi
               tuan.  Garam  dan  tanah  logam  (minerals)  tadi  akan  diisap  pohon  dan
               bunga atau bercampur dengan air  yang mengalir ke sungai, kelaut atau
               keperigi tuan. Boleh jadi sekali airnya jasmaninya si Alim atau bangsat
               sudah dalam cangkir atau kendi tuan atau sudah sama sekali lebur dalam
               darah dan daging tuan sendiri. dengan begitu maka darah daging si alim
               atau  bangsat  tadi  sudah  berleburan  jwia  pula  dengan  tuan.  Kalau  tidak
               dengan  langsung  air  jasmani  si  alim  atau  bangsat  tadi  masuk  kedalam
               perigi  atau  cangkir  tuan,  tentu  dengan  memutar,  bagian  jasmaninya
               sampai juga pada tuan.
               Daging dan tulang sumsumnya, alim atau bangsat, budiman atau bajingan
               itu,  membentuk  zat  yang  dibutuhkan  betul  oleh  tumbuhan.  Barangkali




                                                                                         353
   349   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359