Page 73 - Tan Malaka - MADILOG
P. 73

Kalau sekiranya pemuda yang tidak begitu beruntung dalam masyarakat
             ini,  tetapi  sudah  punya  sedikit  dasar  matematika,  umpamanya  lepasan
             SMP,  mau  belajar  sendiri,  hal  ini  bukanlah  percobaan  si  cebol  hendak
             mencapai hulan. Dari geometri bidang datar ia bisa terus ke stereometri
             yang  mempelajari  titik  dan  garis  tidak  lagi  pada  satu  bidang  datar
             melainkan beberapa bidang datar (kubus, silinder, dsb). Dari sini, sesudah
             mempelajari  aljabar,  tak  berapa  susahnya  naik  ke  tingkat  yang  lebih
             tinggi  seperti  trigonometri,  geometri  analitis,  geometri  Rieman  atau
             Minkofsky pun.

             Memang  pada  stereometri,  kita  mesti  berlaku  lebih  abstrak  daripada
             geometri.  Di  geometri  kita  menghadapi  sudut  atau  bidang  yang  bisa
             digambarkan  di  atas  kertas,  tetapi  pada  stereometri  acapkali  gambaran
             sudut atau bidang itu mesti digambarkan dalam otak saja.

             Memang,  dengan  Minsofsky  kita  mesti  lebih  abstrak  lagi  bila
             menggambarkan 4 dimensi, karena 4 dimensi itu bersandar atas 3 dimensi
             seperti atap kubus yang sudah kita kenal. Kalau 2 dimensi itu terjadi dari
             2 garis yang bersiku satu sama lainnya (perpendicular upon each other)
             seperti bidang, maka gambar ini bisa kita buat di atas kertas. Kalau tiga
             bidang  siku  yang  bersiku  pula  satu  sama  lainnya  seperti  kubus,  maka
             gambar  kubus  semacam  ini  masih  juga  bisa  kita  bikin  di  atas  kertas.
             Tetapi 4 dimensi, yaitu tiga dimensi ditambah dimensi waktu, time, akan
             gambar  semacam  ini  tak  bisa  dibikin  si  atas  kertas  dan  tak  bisa  lagi
             digambarkan dalam otak. Pisahan abstraksi semacam ini sudah sampai ke
             puncaknya.
             Tetapi  dengan  memakai  hukum  yang  diberikan  oleh  matematika  mana
             juga,  dengan  cara  sintetis,  analitis,  atau  reductio  ad  absurdum,  kita
             biasanya  dapat  menyelesaikan  satu  persoalan,  bahkan  teori  relativitas
             Einstein pun. Sebagian saja kalau tidak seluruhnya. Sistemnya saja, kalau
             sisanya tidak bisa kita pahami.
             Sedikit tentang teori relativitas ini. saya tidak ahli dalam hal ini. Beberapa
             buku sudah saya baca tentang teori ini dalam bahasa Inggris. Kebanyakan
             penulisnya sendiri, saya ingat, tidak bisa menjelaskan teori baru ini. Ya,
             bahkan  ada  yang  mengatakan  Einstein  sendiri  tak  tahu  apa  sebetulnya
             teori ini. Buku Einstein sendiri, seperti Relativitas Khusus dan Relativitas
             Umum (Spezielle Relativitat dan Algemeine Relativitat) belum saya baca.
             Sudah  atau  belum  bisa  didefinisikannya  teori  relativitas  pada  saat  saya
             menulis  ini  tidaklah  begitu  penting.  Teori  ini  sudah  diakui  oleh  ahli
             seluruh  dunia.  Teori  ini  bisa  dipakai  dan  hasilnya  lebih  jitu  dari  yang




             72
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78