Page 36 - Buku Referensi Bencana Tanah Longsor Penyebab dan Potensi Longsor
P. 36

23


            3.4.  Sistem Informasi Geografis (SIG)
                  Menurut Murayama  dan  Estoque  (2010),  definisi  SIG  dibagi
            menjadi  dua,  yaitu  definisi  secara  fungsional  dan  definisi
            berdasarkan  komponennya.  Berdasarkan  fungsinya,  sistem
            informasi  geografis  (SIG)  adalah  sistem  yang  digunakan  untuk
            melakukan  input,  menyimpan,  memanipulasi,  menganalisis  dan
            menampilkan  data,  sedangkan  berdasarkan  komponennya,  SIG
            didefinisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras, lunak, data
            geografis,  dan  prosedur  yang  terorganisir  untuk  melakukan
            pengambilan,  penyimpanan,  analisis,  tampilan,  serta  output  dari
            data geografis. Dalam analisis rawan longsor penerapan SIG sangat
            penting, selain mempermudah dalam memperoleh data, SIG dapat
            bekerja pada skala dan wilayah yang luas.

            3.5.  Analytical Hierarchy Process (AHP)
                  Metode  Analytical  Hierarchy  Process  (AHP)  pertama  kali
            dikenalkan oleh Thomas L. Saaty pada periode 1971-1975 (Latifah,
            2005).  Metode  ini  dipandang  dapat  membantu  menyelesaikan
            masalah  rumitnya  pengambilan  keputusan  akibat  beragamnya
            kriteria.  Metode  ini  mengurai  masalah  multi  faktor  dan  multi
            kriteria  yang  kompleks  kedalam  suatu  hierarki.  Menurut  Saaty
            (1993), hierarki merupakan representasi dari sebuah permasalahan
            yang  kompleks  dalam  suatu  struktur  multi  level  di  mana  level
            pertama  adalah  tujuan,  yang  diikuti  level:  faktor,  kriteria,
            subkriteria, dan seterusnya hingga level terkecil dan alternatif yang
            dipandang  sebagai  solusi  untuk  memecahkan  masalah  tersebut.
            Dengan hierarki masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam
            kelompok-kelompok  kemudian  diatur  menjadi  suatu  bentuk
            hierarki  sehingga  permasalahan  tampak  lebih  terstruktur  dan
            sistematis  (Syaifullah,  2010). Metode  ini  banyak digunakan  untuk
            memecahkan  masalah  karena  menggunakan  struktur  hierarki,
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41