Page 42 - Buku Referensi Biopolimer Kitosan
P. 42
4.1. Defi nisi Kelarutan
Istilah kelarutan sangatlah banyak digunakan dalam proses
pembuatan sediaan farmasi maupun di bidang penelitian yang
lain. Kelarutan adalah sifat dari zat kimia padat, cair atau gas yang
terlarut dalam pelarut padat, cair atau gas sehingga membentuk
larutan yang homogen (satu fasa) dari zat terlarut (solute) di dalam
pelarut (solvent). De inisi kelarutan juga terbagi menjadi kelarutan
secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif kelarutan adalah
sejumah miligram (mg) tertentu partikel solute yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu larutan yang jenuh. Lalu secara kualitatif,
kelarutan adalah dua fase atau lebih zat yang tercampur dan
menghasilkan larutan yang homogen.
Kelarutan dari suatu zat sangat bergantung pada pelarutnya
serta suhu dan juga tekanan pada saat proses melarutkan. Tingkat
kelarutan dari suatu zat dalam pelarut diukur sebagai konsentrasi
jenuhnya (saturation) yang artinya penambahan suatu solute tidak
akan membuat konsentrasi dalam larutan meningkat. Secara umum
pelarut merupakan suatu cairan/likuid dalam bentuk tunggal
maupun campuran.
IUPAC mengartikan kelarutan sebagai komposisi secara analitik
atau terukur dari larutan jenuh yang dinyatakan sebagai sejumlah
tertentu solute di dalam sejumlah tertentu solvent. Kelarutan dapat
dinyatakan dalam beberapa satuan konsentrasi seperti molalitas,
fraksi mol, rasio mol, dan sebagainya. Penerapan kelarutan dalam
lingkup yang luas dari berbagai macam sudut pandang juga
menyatakan kelarutan dalam satuan massa (g solute/kg solvent dan
g/100 mL).
Kelarutan terjadi pada kesetimbangan yang dinamis, yang
artinya bahwa kelarutan dihasilkan dari penggabungan fase
secara simultan dan berlawanan yang batasnya ditandai dengan
pengendapan. Kesetimbangan kelarutan terjadi ketika proses
34 BIOPOLIMER KITOSAN DAN PENGGUNAANNYA ALAM FORMULASI OBAT