Page 43 - Buku Referensi Biopolimer Kitosan
P. 43
disolusi dan penggabungan fase berada pada kecepatan yang konstan.
Pada kondisi tertentu kesetimbangan kelarutan dapat melampaui
batas yang menghasilkan larutan lewat jenuh (supersaturated) yang
metastabil.
4.2. Kriteria dan Klasifi kasi Kelarutan
Menurut Farmakope Indonesia, ada beberapa kriteria kelarutan
yang disajikan pada tabel 3 di bawah ini :
Tabel 4.1 Kriteria Kelarutan
Jumlah bagian pelarut yang diperlukan
Istilah Kelarutan
untuk melarutkan 1 bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
Terdapat panduan untuk memprediksi penyerapan obat
dalam usus yaitu menggunakan Biopharmaceutics Classi ication
Sistem ( BCS) yang digagas oleh U.S. Food and Drug Administration
pada pertengahan tahun 1990an. Panduan tersebut berpatokan
pada kelarutan dan permeabilitas obat di dalam usus. Obat yang
diperkirakan sangat larut dalam air adalah jika dapat larut pada
media larutan dengan volume 250 ml atau kurang pada pH 1-7,5.
Estimasi volume tersebut didapatkan dari penelitian mengenai
administrasi obat pada sukarelawan yang menggunakan air dengan
volume tersebut untuk meminum obat tersbeut. Berdasarkan
panduan BCS obat dibagi menjadi empat kelas yaitu : BCS Kelas I-
kelarutan tinggi dan permeabilitas tinggi, BCS Kelas II- kelarutan
BIOPOLIMER KITOSAN DAN PENGGUNAANNYA ALAM FORMULASI OBAT 35