Page 136 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 136
Setelah kembali ke Indonesia, Soewardi tidak berhenti
berjuang dan perhatiannya bertambah ke bidang pendidikan
karena menurut Soewardi, bangsa Indonesia tidak akan pernah
maju selama sistem pendidikannya mengikuti sistem pendidikan
kolonial yang bersifat diskriminatif dan mengabakan nilai-nilai
kebudayaan setempat. Untuk mewujudkan gagasannya, pada 3 Juli
1922, Soewardi Soerjaningrat mendirikan sekolah Taman Siswa
di Yogyakarta. Di tempat inilah, Soewardi menyelenggarakan
pendidikan bagi anak-anak pribumi dengan tidak menanggalkan
nilai-nilai budaya. Prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan
19
di Taman Siswa adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya
Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang sampai saat ini
dijadikan motto Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
untuk penyelenggaraan pendidikan nasional. 20
19. Soewardi pernah menulis bahwa .... “kepatuhan pada peradaban
Barat telah mengurung negeri ini dalam kegelapan”. Oleh karena itu,
Soewardi bertekad akan menciptakan sistem pendidikan yang mampu
menghasilkan “individu-individu yang bebas dengan semangat merdeka”
sehingga bisa membawa ketentraman dan keteraturan di masyarakat.
Bagi Soewardi, kondisi ideal tersebut terdapat dalam tradisi Jawa yang
kemudian diimplementasikan dengan mendirikan perguruan Taman
Siswa (Abdullah dan Lapian [eds.]. 2012 : 89).
5
20. Sejarah Singkat Taman Siswa. Diakses dari http://www.ustjogja.ac.id/
Profil-sejarah-singkat-tamansiswa-tamansiswa-history.html. Tanggal 21
Maret 2017. Pukul 9.54 WIB.
136 Tiga Serangkai Dalam Pergerakan Nasional