Page 16 - Logika Matematika
P. 16

kata  hubung  tersebut  dalam  bidang  matematika  dan  melakukan  pembandingannya  dengan

               penggunaan dalam percakapan sehari-hari. Perlu kita tahu bagaimana tentang sifat kata hubung
               tersebut untuk memperjelas cara berpikir kita dan terutama karena pentingnya kata hubung

               tersebut untuk melakukan pembuktian dalam sebuah teorema matematika. Dalam pelajaran
               logika matematika, kata hubung tersebut meliputi negasi, konjungsi, disjungsi, implikasi, dan

               biimplikasi. Walaupun negasi tidak menghubungkan dua buah pernyataan sederhana, tetapi

               tetap dianggap sebagai kata hubung kalimat, yaitu menegasikan pernyataan sederhana. Perlu
               dicatat  bahwa  sebagian  ahli  mengganggap  negasi  suatu  pernyataan  sederhana  bukan

               pernyataan majemuk.
                     Berikut ini penjelasan terperinci penggunaan kata hubung kalimat majemuk tersebut dan

               menampilkan tabel kebenaran dari masing-masing penggunaan kata hubung tersebut.

               1.  Negasi (Ingkaran)
                     Negasi  merupakan pernyataan sangkahan atau bantahan dari pernyataan sebelumnya.

               Bila pernyataan semula bernilai benar maka ingkaran pernyataan itu bernilai salah, sebaliknya
               semula bernilai salah maka ingkaran pernyataan itu bernilai benar. Notasi ingkaran ditandai

               dengan simbol “~” yang mengartikan kata “tidak”. Perhatikan pernyataan negasi berikut pada
               Contoh 2.

               Contoh 2:

                     1.  Asumsikan  pernyataan  “Saya  sedang  makan  nasi”  bernilai  benar  maka  negasinya
                        “Saya tidak sedang makan nasi” bernilai salah. Bila kita menotasikan dalam logika

                        matematika menjadi seperti berikut.
                        p   : Saya sedang makan nasi (bernilai benar)

                        ~p : Saya tidak sedang makan nasi (bernilai salah).

                     2.  Misalkan ada pernyataan dengan kondisi yang sebenarnya saat ini  “Sekarang hari
                        tidak  hujan”  maka  ingkarannya  “Sekarang  hari  hujan”.  Jika  pernyataan  semula

                        bernilai  benar  maka  ingkaran  pernyataan  itu  bernilai  salah.  Bila  kita  menotasikan
                        dalam logika matematika menjadi seperti berikut.

                        p   : Sekarang hari tidak hujan (bernilai benar).

                        ~p : Sekarang hari hujan (bernilai salah).
               Perhatikan kalimat ke-2 dengan cermat jangan membuat ingkarannya menjadi “Sekarang hari

               tidak benar hujan” atau “Sekarang hari tidak tidak hujan”, hal ini akan membuat kalimat tidak
               bermakna.  Artinya  jangan  membuat  ingkaran  yang  salah.  Membentuk  ingkaran  suatu

               pernyataan  dapat  dengan  menambahkan  kata-kata  tidak  benar  bahwa  di  depan  pernyataan
               aslinya, atau jika mungkin dengan menambah bukan atau tidak di dalam pernyataan itu, tetapi



                                                                                                       15
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21