Page 251 - GRC-BOOK-NEW2
P. 251
manajemen Permodalan
REGUlASi PERMOdAlAN bANk
Dalam upaya untuk memahami regulasi terkait permodalan secara paripurna maka mau
tidak mau, suka tidak suka, kita harus membuka lembar demi lembar untaian sejarah
yang telah tertoreh bernama “Kesepakatan BASEL”, sebagaimana dapat disimak pada
uraian Box 3.3. Mengapa? Karena, “ruh” ketentuan terkait regulasi permodalan lahir dari
“rahim” kesepakatan BASEL tersebut. Cikedot uraian berikut, ya ....
Regulasi Kecukupan Modal - bASEL
Hingga saat buku ini naik cetak, pertemuan BASEL telah menghasilkan 3 (tiga) kali
kesepakatan (yang telah dikenal luas di manca negara), yaitu:
- BASEL I pada tahun 1988;
- BASEL II pada tahun 2004;
- BASEL III pada tahun 2010.
Ke-3 pertemuan BASEL tersebut telah menghasilkan berbagai kesepakatan penting,
termasuk landasan dalam mengatur regulasi terkait manajemen permodalan, yang
selanjutnya menjadi acuan perbankan diberbagai belahan bumi ini, tidak terkecuali di
Indonesia. Inti sari kesepakatan BASEL itu, dapat penulis rangkum, sebagai berikut:
bASEl i
Pertemuan BASEL I telah berlangsung pada tahun 1988. Apa tujuan dan intisari
kesepakatannya? Silahkan simak ilustrasi gambar 3.14. Dapat penulis tegaskan bahwa
BASEL I telah menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam Basel Capital Accord.
Kesepakatan ini (terutama) terkait pengaturan tentang kecukupan permodalan suatu
bank. Secara lebih spesifik, Basel Capital Accord itu menandaskan kesepakatan bahwa
suatu bank harus memenuhi kewajiban kecukupan modal atas eksposure risiko kredit,
yaitu: minimum sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko
Kredit. Namun demikian, mempertimbangkan perubahan lingkungan bisnis ketika itu,
pada tahun 1999, kesepakatan BASEL I direvisi dengan melaksanakan “Market Risk
Amandement”. Momentum ini dimanfaatkan industri perbankan untuk menambahkan
kebutuhan modal dalam menutup eksposur risiko pasar, dalam hal ini, hanya posisi
trading book, an sich. Dengan demikian, kesepakatan BASEL I telah mengatur kecukupan
modal minimum sebesar 8% dari ATMR atas eksposure risiko kredit dan risiko pasar.
Gambar 3.14: Kesepakatan BASEL I - Basel Capital Accord
BASEL I - BASEL CAPITAL ACCORD
Tujuan Fundamental “The Basel Committee” adalah:
• Memperkuat kerangka dasar dan stabilitas atas sistem perbankan internasional.
• Menciptakan kerangka dasar yang konsisten dan tidak memihak bagi bank-bank di berbagai negara dengan sumberdaya
berbeda yang aktif menjalankan kegiatan operasional perbankan secara internasional.
• Kerangka dasar tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengurangi kesenjangan daya saing antar bank-bank
yang menjalankan kegiatan secara internasional.
MENGATUR PERMODALAN
• Kewajiban kecukupan modal atas eksposure risiko kredit (minimum 8% ATMR Risiko Kredit)
• Market Risk Amandement (1999)
• Kebutuhan modal untuk menutup eksposur risiko pasar (posisi trading book)
The Fundamentals of GRC 225