Page 254 - GRC-BOOK-NEW2
P. 254
manajemen Permodalan
Gambar 3.16: Akibat Kelemahan Kesepakatan BASEL II
1
Perbankan terlalu banyak memelihara posisi derivatif
Krisi Global 2008-2009 Kurang memelihara aset likuid sehingga tidak mampu menyerap kerugian (kredit
bermasalah dan aktivitas trading)
2
Bank beramai-ramai menjual posisi portofolio (mengurangi posisi berisiko) dalam rangka
memenuhi kewajiban kepada nasabah
Proses Deleveraging
Kerugian bank besar, berdampak sistemik
3
Kelemahan sistem perbankan merembet ke pada sektor riil
Pasar Kehilangan Kepercayaan Kesulitan memperoleh kredit
Likuiditas ketat
bASEl iii
Kendatipun kesepakatan BASEL II telah ditetapkan dan dilaksanakan, namun
demikian, ternyata, kesepakatan tersebut disadari belum cukup memadai.
Utamanya ketika menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat
dan bertambah turbulence pada era globalisasi dan abad informasi saat ini. Al-
hasil, sebagaimana ilustrasi gambar 3.16, pada tahun 2008-2009, krisis global
masih terjadi, proses deleveraging merebak sehingga terjadilah fenomena pasar
kehilangan kepercayaan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa lazimnya -pada kondisi normal- bank memiliki
attitude yang cenderung berlebihan dalam memberikan pinjaman. Hal ini otomatis
memperbesar posisi berisiko. Vice versa -pada saat terjadi kondisi krisis- mereka
berbondong-bondong mengurangi leverage, bahkan secara berlebihan sehingga
harga tertekan semakin dalam. Konsekuensi logisnya tidak lain adalah kerugian
semakin besar; modal terus tergerus dan kredit semakin sulit diperoleh di pasar.
Segenap perihal ini tidak dapat terhindarkan lagi.
228 The Fundamentals of GRC