Page 257 - GRC-BOOK-NEW2
P. 257

manajemen Permodalan




            Regulasi Kecukupan Modal - Peraturan bI/OJK
            Berbagai kesepakatan BASEL sebagaimana uraian tersebut di atas, utamanya terkait
            “spirit” dalam penyediaan dan/atau perhitungan modal minimum suatu bank alias
            CAR, telah dijadikan acuan oleh BI/OJK sedemikian rupa untuk mengatur manajemen
            permodalan perbankan nasional. Hal ini penting menjadi perhatian agar Republik ini
            mampu untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat dan dapat berkembang
            serta bersaing secara nasional maupun internasional. Untuk itu, perbankan nasional perlu
            meningkatkan kemampuan mereka untuk menyerap risiko yang disebabkan oleh kondisi
            krisis dan/atau pertumbuhan kredit perbankan yang berlebihan. Hal ini telah diwujudkan
            oleh BI/OJK sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/2013
            tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum (KPMM). Adapun beberapa
            pokok ketentuannya, sebagaimana ilustrasi pada bagian mind mapping (yang kembali
            Penulis kutip pada gambar 3.18), dapat disarikan melalui uraian, berikut ini:

            RiSk bASEd CAPiTAl
            Dari lustrasi gambar 3.18 dapat disimpulkan bahwa Bank Umum di Indonesia wajib
            menyediakan modal minimum sesuai dengan profil risiko (Risk Based Capital) yang
            mereka miliki. Penyediaan modal minimum ini dihitung dengan menggunakan rasio
            KPMM yang ditetapkan paling rendah dengan beberapa ketentuan, sebagai berikut:
            •  8% dari ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 1 (satu);
            •  9% sampai dengan kurang dari 10% dari ATMR untuk bank dengan profil risiko
               peringkat 2 (dua);
            •  10% sampai dengan kurang dari 11% dari ATMR untuk bank dengan profil risiko
               peringkat 3 (tiga);
            •  11% sampai dengan 14% dari ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 4
               (empat) atau peringkat 5 (lima).

            Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin berisiko suatu bank yang
            tercermin dari peringkat profil risiko yang semakin tinggi maka modal yang wajib
            disediakan oleh bank tersebut juga semakin besar.

            MOdAl bANk UMUM iNdONESiA
            Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BI/OJK bahwa modal bagi
            Bank Umum di Indonesia, terdiri atas:
            •  Modal Inti (Tier1) yang meliputi:
               –  Modal Inti Utama (Common Equity Tier 1);
               –  Modal Inti Tambahan (Additional Tier 1);
            •  Modal Pelengkap (Tier2).

            Bank wajib menyediakan Modal Inti paling rendah sebesar 6% dari ATMR. Dari modal
            inti ini, suatu bank wajib menyediakan Modal Inti Utama paling rendah sebesar 4,5%
            dari ATMR. Dengan demikian, Modal Inti Tambahan yang harus dipenuhi minimal
            sebesar 1.5% dari ATMR.




                                                      The Fundamentals of GRC    231
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262