Page 259 - GRC-BOOK-NEW2
P. 259
manajemen Permodalan
dari tanggal 1 Januari 2016 tersebut. Demikian pula halnya dengan ketentuan
terkait penetapan besarnya persentase Countercyclical Buffer, harus dilakukan
berdasarkan pertimbangan BI/OJK. Tegasnya lagi adalah BI/OJK dapat juga
menetapkan besarnya kisaran persentase Countercyclical Buffer yang berbeda
dari kisaran sebagaimana ketentuan di atas (0% sampai dengan 2,5% dari
ATMR). Hal ini tentunya akan disesuaikan dengan perkembangan kondisi makro
ekonomi Indonesia dan/atau global yang mempengaruhi bisnis perbankan
nasional secara keseluruhan.
• Tidak jauh berbeda dengan penetapan besarnya persentase Countercyclical
Buffer, penetapan besarnya persentase Capital Surcharge untuk D-SIB juga
harus dilakukan berdasarkan pertimbangan BI/OJK yang dikemudian hari dapat
saja menetapkan persentase Capital Surcharge untuk D-SIB yang lebih besar
dari kisaran sebagaimana ketentuan di atas (sebesar 1% sampai dengan 2,5%
dari ATMR). Kewajiban pembentukan Capital Surcharge untuk D-SIB berlaku
bagi Bank yang ditetapkan berdampak sistemik dan dimulai sejak tanggal 1
Januari 2016. Adapun penetapan bank yang berdampak sistemik dilakukan oleh
otoritas yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku. Sedangkan, metode
perhitungan dan tata cara pembentukan Capital Surcharge untuk D-SIB juga
diatur lebih lanjut oleh otoritas yang berwenang.
Satu hal lagi yang perlu dipahami benar bahwa pemenuhan tambahan modal
tersebut harus dipenuhi dengan komponen Modal Inti Utama. Pemenuhan tambahan
modal ini diperhitungkan setelah komponen Modal Inti Utama dialokasikan untuk
memenuhi kewajiban penyediaan:
• Modal Inti Utama minimum (4.5% dari ATMR)
• Modal Inti minimum (6% dari ATMR) dan modal minimum sesuai profil risiko
sebagaimana ketentuan yang telah diuraikan di atas.
Peringkat Permodalan
Pada saat melaksanakan manajemen permodalan secara nyata di lapangan, Bank
Umum di Indonesia harus tunduk dan patuh terhadap regulasi yang mengatur
kecukupan modal (sebagaimana uraian di atas). Hal ini sangat penting. Bahkan,
dapat dikatakan sangat menentukan kinerja bisnis sebuah bank. Dengan demikian,
mudah untuk dipahami bila BI/OJK menjadikan faktor permodalan sebagai
salah satu parameter yang menentukan Tingkat Kesehatan Bank (TKB) dengan
menggunakan metode Risk-Based Bank Rating (RBBR), disamping 3 (tiga) faktor
lainnya, yaitu: Profil Risiko, GCG dan Rentabilitas.
The Fundamentals of GRC 233