Page 263 - GRC-BOOK-NEW2
P. 263
enteprise Risk management (eRm)
box 3.4
Enteprise Risk Management (ERM)
Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam memicu
pertumbuhan ekonomi suatu negara (Inggrid, 2006). Era globalisasi dan semakin
terintegrasinya pasar keuangan menyebabkan situasi lingkungan eksternal dan
internal sektor keuangan mengalami perkembangan pesat diikuti dengan semakin
kompleksnya risiko kegiatan usaha di sektor keuangan (Bank Indonesia [BI], 2009).
Secara keseluruhan, industri perbankan berperan dominan dalam sektor keuangan,
dimana proporsi perannya yang mencapai 78,5% dari pangsa pasar. Sebagaimana
diketahui bahwa sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang mengemban fungsi
intermediasi, perbankan dihadapkan pada berbagai risiko usaha yang harus dikelola
sehingga dapat meminimalisir potensi kerugian.
Pengelolaan risiko merupakan hal yang sangat penting bagi sektor keuangan khususnya
perbankan. Sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli
2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum serta Surat Edaran Bank
Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penerapan Manajemen
Risiko bagi Bank Umum. Manajemen Risiko adalah bagian yang mutlak harus terdapat
dalam perbankan di Indonesia dalam peningkatan risk awareness. Penerapan
manajemen risiko dalam perbankan berkaitan dengan meningkatnya risiko yang harus
ditanggung oleh bank. Upaya peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko dapat
dilakukan melalui manajemen risiko yang terintegrasi (integrated risk management)
yaitu penerapan Enterprise Risk Management (ERM). ERM memungkinkan manajemen
untuk secara efektif menangani ketidakpastian terkait dengan risiko dan peluang,
serta meningkatkan kapasitas untuk membangun nilai perusahaan. (Committee of
Sponsoring Organizations of the Treadway Commission [COSO], 2004).
Bertinetti, Cavezzali,dan Gardenal (2013) dalam penelitiannya menemukan penerapan
ERM memiliki dampak signifikan positif pada nilai perusahaan, penerapan sistem ERM
dipandang sebagai value driver bukan sebagai biaya bagi perusahaan. Hal ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Liebenberg & Hoyt (2008, 2011) ditemukan
terdapat hubungan positif antara nilai perusahaan dan penerapan ERM, hasil empiris
mendukung bahwa ERM akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 3,6%-17% lebih
tinggi dari perusahaan yang tidak menerapkan ERM. Liebenberg & Hoyt (2008, 2011)
dalam penelitiannya melihat pengaruh penerapan ERM terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan asuransi di Amerika Serikat turut melibatkan ukuran perusahaan dan
leverage sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan
dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
The Fundamentals of GRC 237