Page 273 - GRC-BOOK-NEW2
P. 273

moving beyond Compliance to true business value





            tidak terkecuali yang telah terukir dalam sejarah di Republik ini. Berbagai kasus, seperti:
            Bank Duta, Bank Bali, Bank Global ataupun Bank Asiatic merupakan segelintir contoh
            dari sejumlah fenomena yang menunjukkan hasil kesimpulan dari survey di atas bukan
            sekedar isapan jempol belaka, karena telah nyata terjadi di depan mata kita bersama.
            Secara lebih luas lagi, ketidakpatuhan perbankan nasional berpengaruh secara
            signifikan terhadap stabilitas perekonomian nasional. Kisruh krisis multidimensional
            yang melanda Indonesia mulai pertengahan tahun 1997 adalah bukti nyata. Ardayadhi
            (2001) menyatakan kelalaian perbankan nasional dalam menjalankan peran dan fungsi
            kepatuhan yang inheren dengan sistem perbankan nasional (saat itu), seperti: (1)
            Pengawasan intern kurang memadai; (2) Pelanggaran oleh pemilik/manajemen bank;
            (3) Kurangnya ketaatan terhadap ketentuan kehati-hatian; (4) Kecerobohan dalam
            mengelola bisnis; dan (5) Berbagai penyimpangan yang disengaja. Segenap hal ini
            memberikan dampak yang besar terhadap keterpurukan perekonomian nasional.

            Vice versa, sesungguhnya, beyond compliance issues, terkandung sejumlah benefit.
            Dengan menjalankan peran dan fungsi kepatuhan secara efektif, suatu perusahaan
            akan meraih banyak manfaat. Companies can move beyond seeing compliance as
            an operational obligation and instead seize upon it as a business opportunity (Sun
            Microsystems, Inc., 2005). Perhatikan Box 4.1. Dari “rahim” kepatuhan melahirkan
            berbagai peluang emas yang sungguh luar biasa, bukan? Stronger Business
            Relationships; Improved Opportunities for Business Growth; More Efficient Business
            Operations; Greater Focus on Core Business Priorities; merupakan buah manis yang
            bisa dipanen ketika suatu perusahaan mampu membumikan peran dan fungsi
            kepatuhan secara paripurna; yuk, Moving Beyond Compliance True Business Value!

            Another basic Answer
            Trus, jawaban substansif (lainnya) untuk menjelaskan mengapa fungsi kepatuhan
            pada dunia bisnis, khususnya bisnis perbankan sangat diperlukan adalah tidak lain
            dan tidak bukan hanya karena perubahan lingkungan bisnis begitu cepat terjadi (saat
            ini) dan begitu turbulence. Konsekuensi logisnya? Tentu, risiko yang dihadapi semakin
            kompleks. Tegasnya, upaya untuk memitigasi risiko tidak dapat terhindarkan lagi.

            Tak dapat diragukan lagi, fakta empiris “berbicara” bahwa upaya mitigasi dimaksud
            memerlukan ikhtiar  yang komprehensif, sistematis, efektif  dan  efisien. Bukam
            hanya yang bersifat preventif (ex-ante), namun juga, bersifat kuratif (ex-post).
            Sebagaimana BI (2011) dengan begitu gamblang menjelaskan bahwa berbagai
            upaya yang bersifat ex-ante dapat ditempuh dengan cara mematuhi berbagai
            kaidah perbankan yang berlaku dalam rangka mengurangi dan/atau menjaga risiko
            yang mungkin terjadi dari beragam kegiatan bisnis yang dijalankan oleh sebuah
            bank. Oleh karena itu, diperlukan suatu peningkatan peran dan fungsi kepatuhan
            yang didukung Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) yang independen pada suatu bank
            sedemikian rupa sehingga potensi risiko dari dampak kegiatan usaha bank dapat
            diantisipasi lebih dini sebagaimana Ikatan Bankir Indonesia (IBI) dan FKDKP (2015)
            menjelaskan perhal ini dengan baik pada bagian Box 4.3.



                                                      The Fundamentals of GRC    247
   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278