Page 35 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 35
BagiaN iV
PeraDaBan marItIm lemBaH SungaI
BatangHarI
A. JAMBI MASA KLASIK
Melacak Kontinuitas Sejarah Jambi
Pada masa klasik Jambi memiliki bukti-bukti berbahasa Melayu kuno, baik berupa prasasti
kejayaan historis yang sangat jelas ketika kawasan yang berupa angka tahun, pada kurun waktu
ini memiliki hubungan internasional yang sangat abad ke-7 hingga ke-14 Masehi (Ninie, 2006:
maju baik dengan Cina maupun India dan 33). Pemakaian bahasa Melayu kuno dalam
kawasan Asia Tenggara. Selanjutnya pada masa prasasti yang berhubungan dengan agama
ketika terjadi ekspansi kolonialisme Barat, Jambi Buddha menunjukkan peran bahasa melayu
mengalami perkembangan yang tidak kalah sebagai bahasa pengantar dalam penyebaran
dinamis dibandingkan dengan wilayah-wilayah
Indonesia lainnya. dan pengajaran agama Buddha. Peran bahasa
melayu juga dicatat I-Tsing ketika berada di
keberadaan kerajaan Sriwijaya di Fo-shih mengatakan bahasa K’un-lun (bahasa
Sumatera setidaknya dapat diketahu dari melayu) sangat lazim digunakan dalam
prasasti-prasasti yang dikeluarkan kerajaan percakapan sehari-hari (Takakusu, 1896: L)
Sriwijaya. Prasasti Sriwijaya sebagian (Agus Widiatmoko, 2015: 330)
besar ditemukan di Sumatera, diantaranya
Periode kerajaan Sriwijaya bersamaan
Prasasti kota kapur (608 Saka), Prasasti
waktunya dengan kerajaan Melayu yang juga
Talang Tuo (684 M), Prasasti kedukan Bukit
menganut ajaran Buddha. Nama Melayu telah
(682 M), Prasasti Telaga Batu dan Prasasti
muncul setidaknya pada abad ke-7 Masehi
karangberahi yang diperkirakan dari abad dan berkembang hingga abad ke-14 Masehi
ke-7 M (Utomo, 2007: 9-50). Peran kerajaan dengan pusatnya di lembah Sungai Batanghari,
Sriwijaya pada waktu itu cukup besar terutama Jambi (Hassan, 1992:258). Jejak ajaran Buddha
terkait dengan perkembangan ajaran Buddha. terutatama dapat dijumpai selain di Situs Muara
Bahkan pengaruh Sriwijaya di luar Pulau jambi juga sampai di daerah hulu Sungai Batanghari
Sumatera juga cukup kuat, sebagai mana di Sumatera Barat. Temuan arca Bhairawa dan
terdapat dalam temuan prasasti berbahasa Amogapasa di hulu Batanghari menjadi bukti
Melayu kuno di Pulau Jawa. Prasasti-prasasti bahwa pusat kerajaan Melayu pernah berada di
34