Page 53 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 53
mencapai puncak kejayaan sejak akhir abad ke- ‘Jawanisasi’. Sebagaimana tradisi politik dan
66
16 hingga awal abad ke-18. kesultanan Johor militer di Jawa, jika kerajaan ingin menyerang
merasa sebagai pewaris sah kesultanan Malaka musuhnya maka sang raja akan mengerahkan juga
yang menjadi penguasa utama dunia Melayu. kekuatan dari raja bawahannya. Hal ini bisa dilihat
oleh karena itu, setelah melakukan konsolidasi dari peristiwa penyerangan kerajaan Demak ke
internal, kesultanan Johor berusaha memperluas Malaka pada tahun 1512. Pada penyerangan ini
untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat kerajaan Demak meminta penguasa-penguasa
dan otoritas lokal, yang memperoleh kemerdekaan dunia Melayu baik Palembang, Jambi, dan Riau
setelah runtuhnya kesultanan Malaka pada tahun untuk mengerahkan kapal dan prajuritnya.
67
1511. Ia berusaha untuk mendapatkan sumpah Apapun bentuk aliansi ini maka tentunya isu
kesetiaan dari masyarakat setempat. pihak tentang kepentingan ekonomi dan identitas
berwenang yang tinggal di seluruh wilayah dunia keislaman menjadi amat penting pada masa
Melayu yang kurang lebih meliputi Semenanjung kerajaan Demak untuk menghadapi bahaya
Melayu, kepulauan Riau, Singapura, Anambas, ekspansi Portugis yang sudah menghacurkan
Tambelan dan kelompok pulau Natuna, daerah kesultanan Malaka pada 1511. Jadi sesunggunya
sekitar Sungai Sambas di kalimantan Barat dan penyerangan Demak terhadap Portugis di Malaka
daerah-daerah di Sumatera seperti Deli, Siak, merupakan serangan gabungan antara kesultanan
Rokan, Inderagiri, Batubara, kampar, dan Jambi. Demak di Jawa dengan kesultanan-kesultanan
Selain itu, kesultanan Johor juga mengklaim Melayu terhadap Portugis di Malaka yang menjadi
bahwa orang-orang yang diperintah oleh penguasa musuh bersama (common enemy) kekuatan Islam
Pahang dan Trengganu juga pengikutnya. 65 di Nusantara dan bahkan Asia Tenggara.
konsolidasi lain yang harus dilakukan oleh Setelah Demak mengalami disintegrasi,
kesultanan Melayu Jambi terkait dengan para keterikatan Jambi dan negeri-negeri Melayu yang
penguasa Jawa. Raja kertanegara berusaha lain tampak menjadi semakin longgar. Hal ini
menanamkan pengaruhnya terhadap Swarnabhumi antara lain disebabkan oleh kenyataan bahwa
semenjak 1286 melalui Ekspedisi Pamalayu dan kerajaan Pajang sebagai pengganti kerajaan
berlanjut hingga zaman Majapahit. Perkembangan Demak memusatkan diri di kawasan pedalaman.
ini telah menciptakan keyakinan di antara para Meskipun demikian hubungan politik antara
penguasa Jawa pasca-Majaphit, yaitu: kerajaan Pajang dengan Melayu masih tampak terjalin. Versi
Demak, Pajang, dan Mataram bahwa negeri-negeri cerita rakyat yang tersebar di Jawa digambarkan
Melayu merupakan wilayah kekuasaanya yang adanya pertikaian antara Arya Penangsang yang
merupakan warisan pendahulkunya yaitu kerajaan merasa memiliki hak atas warisan tahta kerajaan
Majapahit. Mereka memandang para penguasa Demak dengan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir
Sumatra merupakan raja vassal yang harus yang sebetulnya hanya puta menantu raja Demak.
mengakui kekuasaan raja-raja Jawa dan mereka Arya Penangsang menuntut agar tahta Demak
harus memberikan upeti dan persembahan serta diserahkan kepadanya serta menuntut balas
berbagai kewajiban lain terhadap para penguasa atas kematian ayahnya dalam kisruh suksesi di
Jawa. Demak. Dalam pertikaian itu akhirnya Arya
Penangsan terbunuh dan dimakamkan di wilayah
Satu hal yang sangat menarik adalah bahwa
tampaknya pengaruh Jawa cukup mendalam Jipang yang menjadi wilayah kekuasaannya.
Namun demikian versi lain menceritakan bahwa
dalam kehidupan politik sehingga terjadi semacam
Adipati Jipang yang bernama Arya Penangsang
52