Page 58 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 58
kantor dagang VoC dibuka kembali di Muara terjadi pergantian sultan di Jambi, VoC selalu
kumpeh tahun 1636 melalui diplomasi VoC minta diadakan pembaharuan perjanjian
yang dipimpin oleh Hendrik van Gent. Untuk kerjasama. Pada 1665 Pangeran Depati Anom gelar
menunjukkan kewibawaannya, VoC menyertakan Sultan Abdul Djalil atau juga sering disebut Sultan
modal dan kekuatan yang lebih besar sehingga Agung digantikan oleh Raden Penulis gelar Sultan
bisa bertahan menghadapi persaingan. Pada Abdul Mahji atau juga disebut Sultan Ingologo.
tahun 1643 Sultan Abdul Qahar digantikan oleh Pada periode ini persaingan dengan penguasa-
Pangeran Depati Anom (Sultan Agung Abdul penguasa Melayu bukan hanya sebagai ancaman
Jalil). Pada masa pemerintahan Pangeran Depati namun sudah menjadi peperangan dengan Johor.
Anom ini ekspansi politik dan militer ke Jambi Dengan adanya serangkaian peperangan itu VoC
menjadi kuat, sehingga hubungan Jambi dengan menawarkan bantuan. Pada akhirnya Jambi bisa
VoC semakin dekat. Ekspansi Johor di satu sisi mengalahkan Johor. Namun demikian apa yang
dan perkembangan Jambi yang semakin kaya yang dilakukan VoC bukan merupakan sesuatu yang
didukung oleh Belanda di sisi lain menyebabkan cuma-cuma. Sebagai imbalan VoC mendapatkan
konflik terbuka dan bahkan serangkaian perang sebagian wilayah di Jambi dari tangan Sultan.
yang berlarut-larut yang terjadi pada 1667, 1673,
Pada masa ini banyak kontrak ditandatangani
1677-1679, 1680-1681. Demikian juga pada antara Sultan dengan VoC. Pada 12 Juli 1681
perempat pertama abad XVIII serangkaian konflik
juga masih terjadi. Padahal, mereka memiliki ditandatangani kontrak antara Sultan dengan
VoC yang diwakili oleh Adrian Wiland. Isi
budaya yang sama, yaitu Melayu. Selain itu
75
mereka juga memiliki agama dan solidaritas kontrak menyatakan bahwa VoC memberikan
perlindungan kepada kesultanan Jambi jika
yang sama, yaitu Islam. Meskipun sejak 1615
maskapai dagang Belanda dan Inggris mendirikan mendapat ancaman dari Palembang. Sebaliknya
Belanda memperoleh hak untuk mendapatkan
basis perdagangan di Jambi, maskapai-maskapai
dagang tersebut tidak ikut campur dalam konflik lada dengan harga yang ada di Palembang. Selain
itu VoC mendapatkan hak monopoli impor kain
antara Jambi dan Johor. ketika itu VoC hanya
memberikan ultimatum kepada Jambi agar tidak linen.
menjalin kerja sama dengan Sultan Agung di Pada 21 Agustus 1681 terjadi penandatangan
Jawa yang pada awal abad XVII menjadi musuh pembaharuan kontrak lagi antara Sultan dengan
utama VoC di kepulauan Indonesia. Dalam VoC. kontrak itu menyatakan bahwa VoC
konteks persaingan antara Jambi dengan kerajaan- memperoleh monopoli pembelian lada di Jambi.
kerajaan Melayu lain, Belanda hanya menunggu Setiap akhir tahun sultan Jambi diharuskan
dan melihat saja. Pada awalnya mereka dapat memasok 1000 pikul lada dengan harga setiap pikul
bekerja bersama dalam konteks perdagangan 4-5 real. Jika ada orang Jambi menjual lada kepada
dengan orang Eropa. konflik terjadi ketika mereka selain VoC, baik itu pejabat, pembesar kerajaan
bertempur memperebutkan wilayah Tungkal atau rakyat biasa maka akan dirampas. Pembagian
sebagai penghasil lada yang sangat produktif. 76 rampasan itu adalah separuh untuk Sultan dan
separuhnya yang lain diserahkan ke VoC. kontrak
Dengan adanya tekanan yang terus-menerus
dari kesultanan Melayu yang lain, maka setiap 11 Agustus 1683 menegaskan kembali bahwa VoC
57