Page 54 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 54
melarikan diri ke Palembang setelah dikalahkan keadaan sulit ini terkait dengan kenyataan bahwa
oleh Sultan Hadiwijaya yang sudah memindahkan orang-orang Eropa terutama Belanda dan Inggris
pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Cerita ini melakukan ekspansi dan melakukan kontrol politik
mengindikasikan bagaimana pada masa pasca secara lebih efektif dan campurtangan langsung
runtuhnya kerajaan Demak, hubungan antara Jawa baik di bidang dominasi politik maupun ekonomi.
dengan dunia Melayu masih terjalin, meskipun Seperti diketahui bahwa runtuhnya Malaka dan
mungkin bukan lagi sebagai hubungan negara kemudian disusul dengan kehancuran Demak dan
pusat dengan negara vasal. 68 keruntuhan Pajang memberikan peluang besar
kepada negeri-negeri di dunia Melayu Sumaetra
Barulah setelah Pajang runtuh dan digantikan untuk berdiri sendiri. Meski sisa-sisa kesultanan
oleh Mataram hubungan antara Jawa dengan Malaka masih ada di Johor dan Riau namun mereka
kerajaan-kerajaan Melayu terjalin lagi. kerajaan tidak mampu lagi mengendalikan bekas-bekas
baru ini merasa sebagai pewaris Majaphit vasalnya yang sudah memiliki kepemimpinan
dan berusaha untuk memulihkan kekuasaan politik yang mandiri.
sebagaimana zaman Majapahit. Sasaran ekspansi
pertama adalah kota-kota pelabuhan di pantai utara ketika tahun 1511 Malaka berhasil dikuasai
Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memerdekakan Portugis, kondisi Jambi masih lemah. Menurut
diri semenjak kerajaan Demak runtuh. Mereka keterangan Pires bahwa kerajaan di Sumatra yang
dihancurkan ketika tidak mau tunduk kepada paling penting bukan lagi Palembang atau pun
Mataram. Selanjutnya upaya yang sama juga Jambi namun adalah Aru yang terletak di sekitar
ditujukan kepada pusat-pusat politik dan ekonomi Deli sekarang. Mengenai Jambi dikatakan sebagai
yang terletak di Jawa Barat. Hal serupa juga berikut: 70
dilakukan terhadap beberapa wilayah penting di “Negeri Jambi menyambung di satu sisi
luar Jawa khususnya kalimantan Selatan dan Barat
seperti Tanjungpura. Demikian juga kerajaan- ujung dengan negeri Tongkal dan negeri
Palembang (Palembao) di ujung yang lain, di
kerajaan Melayu juga dipastikan mengakui secara
riil kekuasaan Mataram. Terdapat bukti-bukti kuat pedalamannya terdapat Minangkabau, dan
di sisi yang berlawanan terdapat kepulauan
mengenai pengaruh Mataram dalam tradisi politik
di negeri-negeri Melayu terutama di Jambi dan Berhala (Berella). Negeri ini dulunya
memiliki seorang raja. Seperti yang terjadi
Palembang. Nama-nama pejabat di kedua kerajaan
itu banyak yang menggunakan nama-nama Jawa, di Indragiri, dan setelah orang Moor Jawa
(Jawa Muslim) menjadi tumbuh kuat dan
misalnya raja yang memerintah kesultanan Jambi
antara tahun 1665 hingga 1690 bernama Sultan Sri mengambil Palembang, mereka mengambil
Jambi, dan mereka tidak lagi disebut
Ingalaga. Demikian juga sultan yang memerintah
antara 1790 hingga 1812 bernama Mas’ud raja, melainkan pates (patih) yang berarti
mandarin di Malaka, dan dalam bahasa
Badruddin bin Ahmad Sultan Ratu Seri Ingalaga,
1790 – 1812 yang selanjutnya digantikan putranya kita (berarti) gubernur yang menjadi pusat
kekuasaan. Ia berhak mengawasi hak-hak
yang bernama Mahmud Muhieddin bin Ahmad
Sultan Agung Seri Ingalaga, 1812 – 1833. 69 sipil dan perilaku kriminal atas setiap orang
yang berada di negerinya. Mereka memegang
konsolidasi selanjutnya yang harus dihadapi yurisdiksi secara penuh…. Wilayah ini
Jambi dan yang sangat sulit adalah kekuatan di bawah kekuasaan Raden Patah (Pate
barat baik Portugis, Belanda maupun Inggris. Rodim), sang pemimpin Demak (Demaa).
53