Page 51 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 51

Keterangan:
                  A merupakan muara sungai sebagai pusat B dan C merupakan pusat kedua dan ketiga dari
                  sistem persungaian yang terletak di hulu dan di persimpangan sungai primer dan sekunder; D
                  merupakan pusat hulu paling jauh untuk berpartisipasi dalam sistem pertukaran pasar berbasis
                  A dan titik konsentrasi awal untuk produk yang berasal dari bagian yang lebih jauh dari daerah
                  aliran sungai; E dan F merupakan produsen utama berbagai produk yang diperdagangkan baik
                  regional maupun internasional. Di kawasan E dan F mungkin system pertukaran yang berlaku
                  didasarkan pada lembaga non-pasar, yang melibatkan barang hanya sebagian yang berasal dari
                  atau dikirim ke sistem pasar yang berpusat pada A; sementara itu X merupakan sebuah pusat
                  luar negeri yang berfungsi sebagai konsumen utama barang yang diekspor dari A dan pemasok
                  utama impornya.
                  A* merupakan pusat sistem persungaian yang lain yang terletak di mulut sungai lainnya di
                  kawasan pantai yang mengendalikan pedalaman yang mirip dengan A; D dan E, dihubungkan
                  oleh jalan setapak dengan C* dan D*.





                   Berbeda dengan sistem kekuasaan di Jawa        Penguasa pusat yang ada di hilir bisa
               yang berbasis feodalisme yang bersifat otokratis  mengangkat penguasa di daerah-daerah lurah
               dan konsentris, maka sistem kekuasaan dalam  namun dengan upeti sebagai pajak yang tidak
               pemerintahan  di  kesultanan  Jambi  lebih  bersifat  berlebihan. oleh karena penguasa hilir tidak bisa
               konfederasi dalam hubungan yang berbasis kepada  berkuasa secara efektif atas daerah-daerah hulu
               keseimbangan kekuasaan antara kekuasaan hilir  maka keseimbangan di antara mereka harus terjaga
               sebagai pusat dan hulu sebagai wilayah-wilayah  dengan baik.. Jika hilir menerapkan kebijakan yang
               pinggiran atau pedalaman. Meskipun kekuasaan  merugikan terhadap hulu maka bisa terjadi daerah
               berada di tangan hilir namun hilir tidak bisa  hulu memberikan komoditi yang dihasilkannya
               memaksakan kehendak atau melakukan eksploitasi  kepada penguasa hilir yang lain.
               secara absolut kepada hulu. Dalam banyak hal
               hulu  tidak  bergantung sepenuhnya  kepada  hilir

               karena mereka bisa hidup dengan relatif mencukupi
               kebutuhan sendiri. Sementara itu, karena medan alam
               yang sangat berat, daerah hilir tidak bisa sepenuhnya
               mengontrol secara langsung wilayah hulu. karena itu
               sangat penting bagi penguasa hilir untuk menjalin
               hubungan persahabatan yang berkeseimbangan
               dengan  penguasa  hulu.  Hubungan  itu  didasarkan
               atas asas saling membutuhkan. Penguasa hilir harus
               mampu menjamin harga-harga yang baik berbagai
               komoditi dari hulu seperti lada dan emas. Demikian
               juga hilir bisa mensuplai kebutuhan yang dibutuhkan
               oleh  hulu  seperti  berbagai  jenis  kain,  garam,  dan
               berbagai barang impor.


         50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56