Page 82 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 82

keterhubungan tersebut membentuk rute  pedagang tersebut tewas dan barang bawaan mereka
               perjalanan antara selat Malaka, pesisir pantai timur  dijarah.  Selain Fa-Hien ada pula pelancong dari
                                                                    129
               Sumatera, Semenanjung Melayu, Teluk Siam lalu ke  Cina bernama Wan-tay bercerita melalui tulisannya
               kanton. Bila keadaan alam tidak memungkinkan  bahwa para pelaut yang akan melintasi peraira
               karena angina musim di laut Cina Selatan, maka  selat Malaka menyediakan perisai dan pakaian
               pelayaran akan menempuh waktu yang cukup lama  khusus dari kapuk dan kulit yang ditebalkan untuk
               melalui jalur Selat Malaka, menyusuri pantai timur  melindungi mereka dari anak panah Lanun mungkin
               Sumatera, pantai utara Jawa, meyebrang ke selat  akan  menyerang  mereka.  Dia  menyebutkan  ada
               Makasar, terus ke Filipina dan akhirnya sampai ke  sekitar dua hingga tiga ratus lanun yang beroperasi di
               kanton (Cina).  komoditas masa itu yang menjadi  perairan tersebut.
                                                                            130
               mata dagangan diantaranya adalah hasil bumi, logam   Riau Pada Masa Kerajaan Sriwijaya
               berharga, barang kerajinan, hasil-hasil hutan, cula
               badak, gading gajah dan yang lainnya. 128      Sekitar Abad ke-7 cerita tentang kerajaan ketangka
                                                              tidak terdengar lagi, kekuasaan wilayah sekitaran
                   ketangka   sebagi  pusat   kerajaan  dan   Selat Malaka dan Pesisir Timur Sumatera berpindah
               pemerintahan di daerah Riau pada masa itu      tangan ke dalam hegemoni kekuasaan  kerajaan
               menguasai juga pelayaran yang melewati selat Malaka   Sriwijaya. Rute pelayaran kuno pedagang-pedagang
               dan Pantai Timur Sumatera. Saat itu Pelabuhan   Persia, India, cina dan Arab yang telah disebutkan

               Muara  Mahat  menjadi  pintu  gerbang  sekaligus   sebelumnya mulai dikuasi oleh Sriwijaya. Penguasaan
               pusat perdagangan komoditas utama para pedagang   kerajaan ini atas rute-rute dan tempat penting untuk
               Persia, India, Cina dan Arab. Melalui Pelabuhan   melakukan perdagangan seperti Selat Malaka,
               Muara Mahat ini pulalah lada hasil dari daerah hulu   Tanah Genting kra, Selat Sunda dan Selat karimata,
               pedalaman seperti  kampar kiri,  kampar kanan,   membuatnya menjadi kerajaan yang mendapatkan
               Rokan dan  kuantan dikumpulkan. Tempat-tempat   keuntungan besar dari kegiatan perdagangang yang
               berdagang di tepian sungai-sungai yang ada di bawah   melalui wilayahnya. keunggulan letak yang strategis
               kekuasaan  kerajaan  ketangka menjadi ramai dan   dan penguasaan wilayah yang kuat dari armada laut
               membentuk lalu lintas perdagangan.             Sriwijaya menyebabkan kerajaan ini terus mengalami

                   Selain jalur sungai yang ramai dan menjadi   perberkembangan.
               tempat aktivitas perdagangan, Riau juga menjadi    Perkembangan Sriwijaya berjalan lurus dengan
               daerah tujuan para pedagang dari Persia, India, Cina   penguasaan wilayah di daerah-daerah Sumatera.
               dan Arab yang datang melalui selat Malaka. Perjalanan   Lada dan timah merupakan  salah satu  produk
               mereka menuju tempat barang dagang berasal tidak   unggulan dari kerajaan Sriwijaya. Daerah penghasil
               selalu berjalan mulus, adakalanya mendapat gangguan   lada berada di daerah Riau saat ini yakni disepanjang

               dari para bajak laut atau lanun. Lanun (Bajak Laut)   sungai  kampar kiri dan  kampar kanan,  kuantan
               menjadi salah satu faktor penghambat atau gagalnya   sengingi dan daerah Batang Hari. Sedangkan timah
               perjalanan para pedagang itu.                  banyak dihasilkan di daerah  kedah dan Tapung

                                                                                      131
                   Para Lanun biasanya muncul di perairan     (Petaphan) hulu sungai Siak.  Selain dua komoditas
               Selat Malaka, lebih tepatnya di sekitaran peraian   penting tadi, daerah Riau juga menghasilkan barang
               kepulauan  karimun. Fa-Hien tahun 415 pernah   dagangan lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu
               menyebutkan bahwa keberadaan para Lanun sangat   gading, damar, getah hutan, geliga, dan cula badak.
               mengganggu para pedagang. Akibat perompakan    Potensi ekonomi daerah Riau sebagai penghasil
               yang dilakukan para Lanun bahkan tidak jarang para   komoditas unggulan sejak zaman kerajaan ketangka
                                                                                                              81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87