Page 5 - Unit 1 - Hakikat Media Pembelajaran
P. 5
menunjukkan bahwa terjadi penguatan perilaku melalui pemberian hadiah dan
hukuman (Harasim 2017).
Bentuk praktik pembelajaran yang mengadopsi konsep pengkondisian klasik
dan pengkondisian operan dapat diamati pada penggunaan metode hafalan, latihan.
pengulangan, coba-coba, penguatan jawaban benar, ujian, pemberian hadiah dan
hukuman, dan penyusunan program pembelajaran berdasarkan konpetensi-kompetensi
yang terukur (Jamaris 2015).
Implikasi penggunaan teori belajar behavioristik sebagai landasan penggunaan
media pembelajaran adalah sebagai berikut.
• Media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
• Media pembelajaran harus mendukung pembelajaran terprogram.
• Penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan kesiapan siswa.
• Penggunaan media pembelajaran secara berulang-ulang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
• Media pembelajaran dapat bernilai positif sebagai alat evaluasi hasil belajar
siswa.
2. Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif muncul sebagai respons terhadap penekanan kaku
behaviorisme pada hubungan langsung antara stimulus dan respons. Psikolog kognitif
berpendapat bahwa hubungan antara stimulus dan respons tidak lurus ke depan, tetapi
ada proses mental atau faktor pikiran yang beroperasi pada stimulus sehingga ia turut
mengintervensi respons atau perilaku (Harasim 2017).
Teori kognitif tidak menolak teori behavioristik sama sekali, tetapi menggeser
penekanannya untuk memahami proses mental yang berada di antara stimulus dan
respons. Respons atau tingkah laku seseorang dalam perspektif teori belajar kognitif
dipengaruhi oleh hasil interaksi mental seseorang dengan lingkungan sekitarnya
sehingga menghasilkan perubahan pengetahuan atau tingkah laku (Nurhadi 2020).
Tokoh teori belajar kognitif dipengaruhi oleh pemikiran Bruner, Ausubel, dan
Jean Piaget. Penerapan teori belajar kognitif pada pembelajaran dapat ditemukan pada
penyesuaian strategi pembelajaran dengan kinerja kognitif siswa, pengaitan materi
pelajaran dengan hal-hal yang pernah dialami siswa, adanya pengaturan penyajian
materi pelajaran menggunakan pola logika tertentu sehingga mudah dipahami,
pembelajaran memperhatikan tingkat partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran,
5