Page 227 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 227
Pemikiran Agraria Bulaksumur
Persis dalam model penjelasan yang menempatkan sektor
pertanian sebagai basis tadi Mubyarto (dan juga Hatta) memper-
tahankan pendapatnya mengenai soal beras. Meskipun kebijakan
beras murah menguntungkan konsumen, dimana mayoritas
petani kita (60%) juga turut masuk di dalamnya (sebagai net-con-
15
sumer), namun kebijakan itu berbahaya bagi perkembangan
sektor pertanian dan bisa berakibat fatal terhadap arsitektur pere-
konomian secara umum. Sebagaimana sudah disinggung, karena
faktor harga tidak dilihat sebagai fungsi insentif bagi para petani,
maka imbasnya persoalan beras telah diisolir sekadar menjadi
persoalan mikro di tingkat rumah tangga petani (dan rumah tang-
ga konsumen secara umum), sedangkan relasi makronya dengan
perekonomian nasional sepenuhnya diabaikan. Jadi, di balik
pandangan Mubyarto mengenai soal beras itu sebenarnya tersim-
pan sebuah persoalan yang sangat mendasar, baik dilihat dari
kacamata praksis maupun teoritis, yaitu soal terdapatnya jurang
antara analisis mikro-ekonomi dengan analisis makro-ekonomi dalam
perbincangan mengenai perekonomian Indonesia. Melalui fram-
ing “jurang analisis” inilah bab ini akan berusaha meninjau kontri-
busi Mubyarto terhadap pemikiran agraria di Indonesia.
Sampai di sini, sebelum risalah ini dilanjutkan, mungkin akan
ada yang bertanya, dalam kapasitas bagaimana pembukaan ini
berhubungan dengan soal agraria dan soal pemikiran agraria se-
bagaimana yang hendak dibicarakan oleh buku ini?! Atau, bagai-
15 Ahmad Suryana, Sudi Mardianto, Mohamad Ikhsan, “Dinamika
Kebijakan Perberasan Nasional: Sebuah Pengantar”, dalam Ahmad Suryana
dan Sudi Mardianto (eds.), Bunga Rampai Ekonomi Beras (Jakarta: LPEM FE-
UI, 2001), hal. xii.
208